Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) bulan ini tetap terjaga. Inflasi bulan terakhir tahun ini bahkan diperkirakan lebih rendah dibanding Desember tahun lalu.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, inflasi pekan pertama bulan ini masih tergolong rendah. Hasil survei harga mingguan oleh BI, pekan pertama bulan ini inflasi tercatat baru sebesar 0,18%.
Menurut Juda, inflasi bulan ini baru akan meningkat pada minggu ketiga dan keempat menjelang Natal dan tahun baru. "Nanti itu biasanya peningkatan atau tekanan akan muncul di minggu ketiga dan keempat. Di minggu pertama ini memang masih rendah, tapi di minggu kedua ya mudah-mudahan tidak terlalu tinggi juga," kata Juda, Kamis (15/12) malam.
Dengan perkembangan survei inflasi di pekan pertama tersebut, Juda mengatakan inflasi bulanan nasional di bulan ini bisa berada di bawah 1%, yaitu di kisaran 0,5%-0,6%. Tekanan inflasi tersebut selain dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan, juga dipengaruhi oleh kenaikan harga transportasi, baik tiket kereta hingga tiket pesawat.
Jika proyeksi BI tepat, maka inflasi Desember tahun ini akan lebih rendah dibanding inflasi Desember tahun lalu yang dicatatkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,96%. Namun, perkiraan inflasi Desember yang sebesar 0,5%-0,6% tersebut sesuai dengan tren inflasi di bulan Desember tahun 2011, 2012, dan 2013.
Sementara itu, inflasi Desember tahun 2014 tercatat tinggi, yaitu sebesar 2,46%. Tingginya inflasi saat itu dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai dampak pencabutan subsidi BBM oleh pemerintah.
Juda juga mengatakan, pihaknya optimsitis inflasi akhir tahun akan berada di batas bawah sasaran inflasi 4% plus minus 1%. BI memproyeksi, inflasi akhir tahun ini bisa mencapai kisaran 3%-3,2% year on year (YoY), lebih rendah dibanding tahun lalu yang sebesar 3,35% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News