Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Nantinya Kompleks petrokimia kedua Chandra Asri akan melipatgandakan kapasitas produksi saat ini, dari 4 juta ton/tahun, menjadi 8 juta ton/tahun dengan diversifikasi produk mulai dari Polyethylene, Polypropylene, aromatics (Benzene, Toluene, and Xylene), Mixed C4 dan Py-Gas.
Produk-produk tersebut pada akhirnya digunakan untuk memproduksi kemasan, pipa, kabel, kendaraan, dan barang-barang rumah tangga konsumen; dan ditujukan untuk memenuhi permintaan domestik yang terus meningkat.
Sekretaris Perusahaan Chandra Asri Petrochemical mengakui fasilitas tax holiday memudahkan financing proyek. "Adapun fasilitas ini bisa meningkatkan IRR dan mempercepat pay back period," ujarnya.
Suhat berharap ke depannya insentif pajak ini bisa mempermudah proyek-proyek Chandra Asri berikutnya.
Baca Juga: Telkom Tertopang Penambahan Menara Baru, Begini Rekomendasi Analis untuk Saham TLKM
Selain TPIA, anak usaha TPIA yang bergerak di bidang usaha karet sintetis yakni PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) juga sudah mendapat fasilitas insentif pajak selama 7 tahun dimulai dari 26 September 2016 setelah mengajukannya sejak 2013.
"Tax holiday hingga tujuh tahun dengan rincian 7 tahun plus 2 tahun masing-masing 50%," ujarnya.
Asal tahu saja, SRI merupakan perusahaan patungan bersama produsen ban Michelin dengan rincian 45% dimiliki Chandra Asri dan sisanya milik Michelin. Perusahaan karet sintetis ini menanamkan investasi sebesar US$ 435 juta atau setara Rp 4,5 triliun sehingga memenuhi syarat tax holiday.
Investasi tersebut untuk pabrik yang akan memproduksi Polybutadiene Rubber (PBR) dengan Neodymium Catalyst dan Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR) yang diklaim sebagai bahan baku ban ramah lingkungan.
Baca Juga: Belanja Modal Naik Lebih dari Dua Kali Lipat, Ini Daftar Proyek Prioritas PGN (PGAS)