Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2016 akan lebih tinggi dibanding kuartal III yang sebesar 5,02% (yoy). Adanya ekspansi belanja pemerintah, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tiga bulan terakhir 2016 akan mencapai angka 5,1%.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, mesin pendorong utama pertumbuhan ekonomi kuartal IV ini adalah ekspansi belanja pemerintah. Konsumsi pemerintah di sektor infrastruktur akan memberikan sumbangan besar di sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi.
BI juga melihat kinerja ekspor di akhir tahun akan memberikan sumbangan ke pertumbuhan ekonomi seiring dengan kenaikan harga sejumlah komoditas. "Kami perkirakan, semula harga komoditas turun 4% tahun ini, ternyata justru tumbuh positif 0,8%. Itu akan mendorong ekspor dan menyumbang dorongan sektor eksternal," kata Perry, Rabu (9/11).
Di sektor keuangan, pembiayaan nonbank mengimbangi pertumbuhan kredit yang masih stagnan. Perry melihat pembiayaan nonbank melalui penerbitan obligasi korporasi dan medium term note (MTN) juga meningkat. Dengan begitu BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun berada di kisaran 5% (yoy).
Proyeksi ini lebih baik dibandingkan proyeksi BI sebelumnya. Gubernur BI Agus Martowardojo pada Agustus 2016 telah memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV lebih lambat dibandingkan kuartal III karena pemangkasan anggaran pemerintah. Agus memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV di bawah 5% dan sepanjang 2016 di kisaran 5%-5,4%.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan tidak sependapat dengan perkiraan BI yang lebih optimistis. Anton justru memproyeksikan pertumbuhan di tiga bulan terakhir 2016 melambat di bawah 5% (yoy).
Walaupun konsumsi rumah tangga di akhir tahun meningkat seiring perayaan Natal dan tahun baru, namun pengeluaran pemerintah yang kurang maksimal akan menghambat pertumbuhan lebih kencang. "Konsumsi agak mending, tapi apakah bisa mendorong lebih tinggi?" tanya Anton.
Belanja pemerintah di akhir tahun masih tertahan lantaran penerimaan pajak tak mencukupi. Pemerintah juga harus menjaga arus kas atau cash flow agar aman, sementara investasi belum kelihatan. Penurunan suku bunga tak cukup menjadi pendorong ekonomi di tengah permintaan yang masih lemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News