Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Ekonom senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan mengklaim kalangan investor menginginkan Joko Widodo menjadi Presiden. Di urutan kedua, mereka memilih Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
"Investor fokus di dua capres ini. Kalau dilihat benar-benar perbedaannya tidak banyak," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Menurut Fauzi, baik Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) maupun Partai Gerindra adalah sama-sama partai nasionalis. Investor memandang kemungkinan Prabowo menjadi Presiden lantaran orang-orang terdekatnya sudah sangat akrab dengan dunia usaha.
"Adiknya (Prabowo), Hashim Djojohadikusumo pebisnis internasional. Iparnya, Soedrajad Djiwandono mantan Gubernur BI pada saat krisis yang mengimplementasi program IMF. Bapaknya, Soemitro Djojohadikusumo, mantan Mendag yang notabene buka sektor perdagangan," terang Fauzi.
Iklan Gerindra yang terkesan sangat proteksionis terhadap sumber ekonomi dalam negeri sangat berkebalikan dengan apa yang dipaparkan Fauzi. Dimintai tanggapan tentang hal tersebut, Fauzi hanya mengatakan, itu adalah hal biasa dalam politik. "Itu kan retorika. Dalam kampanye politik itu biasa," kelakarnya.
Di sisi lain, calon wakil presiden (cawapres) yang dinilai tepat mendampingi Jokowi adalah Jusuf Kalla. "Kalau bicara dengan pengusaha, mereka cukup akomodatif terhadap JK. Yang kedua, Akbar Tandjung," sambung Fauzi.
Bagi pebisnis, yang penting dua atau tiga partai dengan perolehan suara terbesar bisa membangun koalisi parlemen. "PDI-P, Golkar, Gerindra, investor senang. Itu paling sempurna tapi tidak mungkin," ujarnya lagi sambil tertawa.
Meski kecil kemungkinan ketiganya membentuk koalisi, Fauzi menuturkan sebenarnya ideologi ketiganya mirip. Sehingga, jika benar terbentuk koalisi diantara ketiga partai, 50 persen lebih kursi di DPR akan dikuasai. Ini teramat menyenangkan buat para investor. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News