kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom: Selain Jokowi, Prabowo idaman investor


Rabu, 16 April 2014 / 13:04 WIB
Ekonom: Selain Jokowi, Prabowo idaman investor
ILUSTRASI. Sebuah gereja?terlihat?saat matahari terbenam saat gelombang panas menghantam Eropa, di Oisy-le-Verger, Prancis, 14 Juli 2022. REUTERS/Pascal Rossignol


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Senior ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengklaim, dari perbincangan 20 investor yang digelar di Singapura sebelum Pemilihan Legislatif 9 April 2014 lalu, hanya ada dua figur calon presiden yang diidamkan oleh para investor.

"Mereka berasumsi, kalau bukan Jokowi (Joko Widodo), alternatifnya adalah Ketua Umum Gerindra, Prabowo. Jadi figur yang dipandang kalangan investor cuma dua. Kalau tidak Jokowi ya cuma Prabowo," klaim Fauzi, Rabu (16/4/2014).

Tidak bisa dimungkiri, investor agak kecewa dengan perolehan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P). Awal tahun ini, investor dan pengusaha telah memprediksi Jokowi bakal ditunjuk menjadi capres sebelum pileg digelar.

Fauzi menambahkan, investor sempat berasumsi bahwa PDIP mampu meraup suara hingga 27 persen, dengan demikian Jokowi bisa maju sebagai capres dan tidak perlu menggandeng banyak partai politik untuk koalisi. Koalisi yang lebih ramping diyakini bakal menghasilkan implementasi kebijakan lebih gampang.

"Ternyata asumsi itu meleset. Paska pileg, tidak satupun partai yang dapatkan lebih drari 20 persen yang artinya ada fragmentasi politik di DPR. Makanya bursa saham langsung anjlok. Investor khawatir koalisi banyak partai akan membuat kebijakan tidak akan efisien," papar Fauzi.

Fauzi menyatakan, investor pada dasarnya menginginkan pemerintahan dijalankan secara efektif dan efisien. "Banyak partai koalisi otomatis partai tersebut memiliki agenda masing-masing. Platform agenda pemerintah akan menjadi kompromistis," pungkasnya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×