kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini alasan Bank Dunia pangkas proyeksi ekonomi RI


Senin, 18 Maret 2013 / 13:29 WIB
Ini alasan Bank Dunia pangkas proyeksi ekonomi RI
ILUSTRASI. Simak harga mobil bekas Honda CR-V makin murah per Oktober 2021, jadi SUV pilihan. KONTAN/Muradi/13/09/2012


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bank Dunia hari ini, Senin (18/3) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari proyeksi semula 6,3% menjadi 6,2%.Tentu ada alasan dari Bank Dunia untuk menurunkan proyeksi perekonomian Indonesia itu.

Bank Dunia memproyeksi, inflasi di negara perekonomian terbesar Asia Tenggara itu diperkirakan mencapai 5,5% tahun ini dan menjadi 5,2% tahun 2014. Selain inflasi, Bank Dunia juga menyoroti melambatnya aktivitas impor barang modal.

"Investasi akan terus menjadi sumber utama pertumbuhan Indonesia, namun diperkirakan moderat dari pada tahun 2012. Ini terlihat dari melambatnya kecepatan impor belanja barang modal," kata Bank Dunia dalam pandangan mereka terhadap kinerja kuartal pertama Indonesia.

Pertumbuhan impor barang modal turun sejak awal 2012 yang turun 12,1% dari tahun-ke-tahun pada Januari 2013. Para analis mengatakan, penurunan impor barang modal sebagian karena melemahnya harga komoditas yang menyebabkan investasi yang lebih rendah di sektor pertambangan dan minyak.

Walaupun Indonesia memiliki daya tarik di mata investor, namun tahun 2012 lalu Indonesia mencatat defisit perdagangan yang membuat tekanan pada mata uang rupiah. Namun permintaan domestik yang kuat ikut membantu negara keluar dari jeratan krisis global.

"Prospek inflasi didominasi risiko tekanan terbalik dari keputusan kebijakan yang berkaitan dengan upah minimum, pembatasan perdagangan pada makanan, serta efek sementara dari reformasi subsidi tarif listrik," kata Bank Dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×