Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
AMBON. Bank Indonesia (BI) bersama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengkoordinasikan kebijakan dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis maritim. Rapat koordinasi kebijakan maritim ini dilakukan untuk mempercepat pengembangan ekonomi maritim, terutama di Indonesia Timur.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa potensi maritim Indonesia bisa mencapai US$ 1,2 triliun. "Tapi kontribusi perikanan baru 2,3% terhadap produk domestik bruto Indonesia," kata Agus, Senin (25/5).
Rapat koordinasi ini juga dihadiri oleh Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman D. Indroyono Soesilo, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad, Gubernur Maluku Said Assagaff dan perwakilan provinsi Maluku Barat, Papua dan Papua Barat.
Untuk memaksimalkan potensi maritim, para pihak terkait menyepakati sejumlah komitmen penting. Pertama, memperkuat roadmap pengembangan maritim yang terintegrasi sejalan dengan lima keunggulan komparatif kemaritiman. Kedua, memperkuat upaya mendorong pembiayaan bank dan non bank ke sektor maritim.
Ketiga, mempercepat optimalisasi kebijakan-kebijakan dalam jangka pendek dengan kondisi yang ada. Misalnya mitigasi dampak jangka pendek kebijakan bidang perikanan dan menyediakan kapal untuk memperkuat kelancaran pasokan di Indonesia Timur, khususnya menjelang lebaran.
Keempat, meningkatkan produktivitas ekonomi kelautan dan perikanan lewat pemberantasan illegal, unreported and unregulated fiahing, perbaikan iklim usaha yang kondusif dan iptek. Kelima, mempercepat pembangunan infratruktur poros maritim serta mengembangkan industri perkapalan dan pelayaran nasional.
Infrastruktur dan konektivitas maritim yang akan menjadi prioritas adalah pembangunan tol laut, pelabuhan laut dalam dan logistik. Keenam, memperkuat peran pemerintah daerah secara sinergis untuk implementasi kebijakan ekonomi maritim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News