Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
Terlepas dari respons kebijakan fiskal dan moneter, wabah kedua ini diasumsikan menyebabkan kerusakan ekonomi yang lebih lama pada sisi penawaran ekonomi di tahun 2022, karena menurut IMF disebabkan oleh peningkatan kebangkrutan perusahaan menyebabkan kehancuran pada modal, perlambatan sementara dalam pertumbuhan produktivitas, dan peningkatan tren pengangguran.
IMF juga proyeksikan, pada Skenario pertama ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 juga terkontraksi sekitar 4,9%.
Kemudian skenario kedua adalah IMF mengasumsikan adanya perkiraan gelombang kedua di tahun 2021 mendatang, IMF melihat bahwa pemulihan akan lebih cepat dari yang diharapkan karena adanya kepercayaan masyarakat yang meningkat dari adanya kebijakan seperti physicall dan social distancing serta lockdown di berbagai negara yang efektif.
Baca Juga: Proyeksi IMF: Indonesia masuk 10 besar negara yang cepat pulih dari krisis
Pemulihan ekonomi yang diperkirakan lebih cepat itu, membuat kondisi keuangan setiap negara menjadi lebih akomodatif. Adapun tekanan kondisi keuangan juga di perkirakan akan melonggar pada tahun 2021.
Dalam skenario kedua ini, IMF perkirakan perekonomian global akan rebound sekitar 0,5% pada tahun 2020. Pemulihan juga diperkirakan akan terus meningkat di tahun 2021, dengan pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan tumbuh 3% yang didorong oleh melonggarnya kondisi keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News