kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.510.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 15.565   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.789   16,39   0,21%
  • KOMPAS100 1.206   -1,84   -0,15%
  • LQ45 954   -7,01   -0,73%
  • ISSI 236   1,17   0,50%
  • IDX30 492   -2,07   -0,42%
  • IDXHIDIV20 588   -4,32   -0,73%
  • IDX80 137   -0,37   -0,27%
  • IDXV30 143   0,88   0,62%
  • IDXQ30 163   -1,25   -0,76%

Infrastruktur penyebab ekonomi RI tak melesat


Kamis, 02 April 2015 / 14:07 WIB
Infrastruktur penyebab ekonomi RI tak melesat
ILUSTRASI. Cek Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari Ini Jumat (20/10), Nasabah Merapat. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tidak diragukan lagi, untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan maka infrastruktur adalah hal wajib yang harus didorong. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pembangunan infrastruktur yang kurang menjadi salah satu penyebab ekonomi Indonesia tidak bisa tumbuh tinggi.

Menurut Bambang, ketika Indonesia berhasil tumbuh 6% dan bahkan 6,5% pada tahun 2011, ia menyadari pertumbuhan itu tidak akan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi pada waktu itu ditopang oleh harga komoditas ekspor yang tinggi.

Pertumbuhan yang berkelanjutan adalah apabila infrastruktur dibangun. Inilah mengapa ketika harga komoditas anjlok, ekonomi Indonesia drop karena Indonesia mempunyai ketertinggalan infrastruktur.

"Infrastruktur rusak tidak bisa memenuhi kebutuhan. Di sisi lain, pembangunan infrastruktur yang baru terbatas," ujar Bambang dalam keynote speech dialog "Bank Infrastruktur, Perlu Atau Tidak?" di Jakarta, Kamis (2/4).

Dari sisi demand atau permintaan meningkat, sedangkan dari sisi supply atau penawaran minim sehingga tidak bisa mengimbangi permintaan. Hal ini, diakuinya bisa terlihat dari kualitas pelayanan provider di Indonesia saat ini.

Demand-nya tinggi namun supply-nya minim. Supply yang minim ini bisa dikarenakan pembiayaan yang tidak ada atau keengganan untuk melakukan investasi lebih.

Selain kualitas provider, infrastruktur Indonesia yang minim bisa terlihat jelas di Bandara Utama Soekarno Hatta. Kualitasnya berbeda jauh dengan Bandara Changi Singapura yang setiap kali mendapat predikat bandara terbaik dunia. "Hatta sangat tinggi pemakaiannya yang tidak diimbangi dengan kapasitas," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×