kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi tinggi masih jadi ancaman di 2014


Kamis, 02 Januari 2014 / 18:56 WIB
Inflasi tinggi masih jadi ancaman di 2014
Drakor If You Wish Upon Me dibintangi Ji Chang Wook dan Sooyoung SNSD, salah satu drakor terbaru yang tayang di Viu bulan Agustus tahun 2022.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ekonomi Indonesia di tahun 2013 ditutup dengan tingkat inflasi rendah, yaitu hanya 0,55% pada bulan Desember.

Namun, sepanjang tahun lalu, pemerintah sepertinya gagal untuk menjaga kenaikan harga agar berada dalam tingkat yang ditagretkan dalam Anggaran Pendapanan dan Belanja Negara (APBN) 2013.

Dengan inflasi bulan Desember sebesar 0,55% artinya sepanjang tahun, sejak bulan Januari hingga bulan Desember 2013 inflasi berada di level 8,38%.

Padahal, dalam APBN 2013 target inflasi pemerintah sebesar 4,9%, kemudian target ini direvisi dalam APBN Perubahan 2013 menjadi 7,2%. Namun target itupun tidak mampu dijaga pemerintah.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menilai melesetnya terget inflasi itu disebabkan oleh kenaikan harga Bahan bakar Minyak (BBM) di bulan Juni 2013 lalu.

Meski demikian, Armida melihat dampak kenaikan BBM tersebut sudah tercermin dalam inflasi di bulan November dan desember 2013. Bahkan menurutnya, inflasi pada dua bulan tersebut cukup rendah. Pada bulan November inflasi berada di level 0,12%.

Sementara itu, Menteri keuangan Chatib Basri mengatakan dengan kebijakan importasi kebutuhan bahan makanan telah memperbaiki inflasi di dua bulan terakhir tersebut.

Ia memperkirakan, kondisi inflasi rendah akan berlanjut, dengan catatan pasokan distribusi dan ketersediaan dapat dijaga. “Menurut saya, inflasi tahun ini sudah lebih baik dari perkiraan orang, dengan asumsi kenaikan BBM,” ujarnya, Kamis (2/1) di Jakarta.

Chatib memperkirakan, tahun ini inflasi akan berada di level 5,5%. Ia beralasan, harga makanan sejauh ini relatif stabil. Padahal, biasanya, pada bulan Januari dan Februari harga-harga masih melambung tinggi.

Bahkan, berdasarkan data pertanian yang diterima Chatib, jumlah persediaan beras sudah mengalami surplus padahal belum memasuki masa panen.

Hal yang berbeda dilihat oleh ekonom Bank Tabungan Negara A. Prasetyantoko yang mengatakan ancaman inflasi tetap tinggi untuk beberapa waktu ke depan.

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah penyebabnya. Misalnya kebijakan menaikan harga Tarif dasar listrik (TDL) beberapa waktu lalu, dan kenaikan harga Bahan Bakar Gas untuk ukuran 12 Kilogram.

Sebelumnya, menurut Kepala BPS Suryamin, inflasi pada bulan Desember dipengaruhi oleh kenaikan harga di sektor kelompok bahan makanan mempunyai peran yang besar.

"Di akhir tahun memang terjadi peningkatan konsumsi, karena perayaan Natal dan Tahun Baru," ujar Suryamin, Kamis (2/1) di Jakarta.

Sebelumnya, pemerintah dan Bank Indonesia sempat memperkirakan inflasi di bulan Desember 2013 berada di bawah 0,5%. Sementara untuk inflasi sepanjang tahun pemerintah menargetkan dibawah 8,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×