Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tren inflasi rendah sepertinya akan berlanjut di bulan Oktober 2016. Bank Indonesia (BI) dan beberapa ekonom yang dihubungi KONTAN memprediksi, inflasi Oktober yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (1/11) tidak akan melebihi inflasi bulanan September 2016 yang tercatat sebesar 0,22%.
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Juda Agung mengatakan, berdasarkan hasil survei mingguan harga pada pekan ketiga bulan ini, inflasi Oktober 2016 diperkirakan hanya 0,09%. Faktornya, harga pangan yang cenderung turun, kecuali harga cabai.
Sedangkan sejumlah harga yang diatur pemerintah menurutnya tidak berdampak signifikan terhadap inflasi bulan ini. "(Kenaikan harga yang diatur pemerintah) penyesuaiannya kecil-kecil. Kalau perubahan dari subsidi menjadi tidak bersubsidi, itu (dampaknya) besar," kata Juda kepada KONTAN, pekan lalu.
Hal senada diungkapkan Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurutnya, di bulan ini, harga komoditas pangan cenderung menurun, kecuali beras, cabai merah, dan cabai keriting. Ia mencatat, harga tiga komoditas tersebut terlihat terus naik, masing-masing sebesar 0,54%, 14,4%, dan 13% dibanding bulan sebelumnya.
Itu sebabnya, Josua memproyeksikan, inflasi bulanan Oktober hanya akan 0,13%. Inflasi Oktober, lanjutnya, juga didorong oleh inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices) karena kenaikan tarif listrik, tarif tol, dan tarif kereta listrik (KRL). Ketiganya menyumbang inflasi bulanan sekitar 0,05%–0,06%.
Tak jauh beda dengan Joshua, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga memperkirakan inflasi bulanan Oktober 2016 akan sebesar 0,14%. Rendahnya inflasi tersebut menurutnya dipengaruhi peningkatan produksi padi.
Selain itu, secara musiman, bulan Oktober memang bulan dengan inflasi rendah. Bahkan Oktober tahun lalu tercatat deflasi 0,08%. "Yang signifikan terhadap inflasi adalah kenaikan harga BBM," kata David.
Hal senada diungkapkan Lana Soelistianingsih. Ekonom Samuel Aset Manajemen itu bahkan memperkirakan, inflasi bulan Oktober ini akan berada di level 0,07%.
Rendahnya inflasi tersebut didorong panen padi yang menyebabkan harga beras masih rendah. Itu sebabnya, hingga akhir tahun, ia memperkirakan inflasi akan berada di bawah angka 3%, yaitu 2,93%.
Menurut Lana, rendahnya inflasi tersebut tidak sepenuhnya karena pelemahan permintaan. Secara keseluruhan, kata dia, permintaan tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu yang didorong oleh kenaikan upah sebesar 10%.
"Inflasinya anggap saja 3%, sehingga ada daya beli yang bertambah 7%. Jadi ada perbaikan dari aspek itu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News