Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya inflasi pada tahun lalu, mendorong bank sentral negara-negara di dunia mengerek suku bunga acuan.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, ujung kenaikan suku bunga acuan kini sudah di depan.
Ini seiring dengan mulai melandainya inflasi negara-negara maju, termasuk inflasi Indonesia saat memasuki tahun 2023.
"Ini berarti, respon kebijakan monetger diharapkan sudah mulai melandai, atau kenaikan suku bunga acuan tidak akan meningkat seterusnya," terang Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (22/5).
Baca Juga: Sri Mulyani: Belanja Pemerintah Pusat Rp 274,4 Triliun Langsung Dirasakan Masyarakat
Ia menyebut, inflasi yang melandai disebabkan oleh penurunan harga, terutama energi dan pangan.
Di berbagai negara, bahkan sudah terlihat suku bunga acuan yang jauh lebih tinggi dari tingkat inflasinya.
Seperti, Brasil dengan tingkat inlfasi yang telah mencapai 4,2% yoy, tetapi suku bunga acuan berada di level 13,75%.
Kemudian Meksiko, dengan inflasi menyentuh 6,3% yoy, suku bunga acuan berada di level 11,25%. Pun India dengan inflasi 4,7% yoy, suku bunga acuan berada di level 6,50%.
Namun, meski ada potensi kenaikan suku bunga berhenti, tetapi Sri Mulyani melihat suku bunga acuan tetap akan berada di level tinggi selama beberapa waktu.
Era suku bunga tinggi ini tentu berdampak pada perekonomian, yaitu pelemahan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Kemenkeu Tetap Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 5% di Tahun 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News