Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti melandai pada bulan Juli 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi inti pada bulan laporan sebesar 2,43% yoy.
Capaian inflasi inti tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi inti Juni 2023 yang sebesar 2,58% yoy.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengungkapkan, komponen inti memberikan andil terbesar pada inflasi tahunan.
"Komponen inti memberi andil terbesar pada inflasi tahunan yang sebesar 3,08% yoy. Andilnya sebesar 1,57%," terang Pudji, Selasa (1/8) dalam konferensi pers di Jakarta.
Baca Juga: Bunga The Fed Berpeluang Naik 25 Basis Poin Pekan Ini
Pudji memerinci. Komoditas yang dominan memberi andil inflasi antara lain tarif kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan, biaya perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga, dan biaya sekolah dasar (SD).
Mengingat komponen inti erat kaitannya dengan permintaan dan daya beli masyarakat, Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman menilai, penurunan inflasi inti tak mencerminkan penurunan daya beli masyarakat.
"Penurunan tak menunjukkan adanya pelemahan daya beli masyarakat. Kami mengamati, permintaan tetap kuat didukung oleh mobilitas publik yang membaik," tegas Faisal kepada Kontan.co.id.
Faisal bilang ada dua hal yang mendasari hal ini. Pertama, adanya penurunan harga pangan yang masuk dalam perhitungan komponen inti.
Harga pangan dan biaya input dari sisi penawaran juga berada pada lintasan yang menurun.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG Hingga Akhir Tahun 2023
Kedua, dampak membaiknya mobilitas masyarakat tidak sepenuhnya tercermin pada inflasi inti Indonesia.
Ini hanya masalah perhitungan saja. Pasalnya, kelompok transportasi dikeluarkan dari perhitungan inflasi inti.
"Sebaliknya negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) memasukkan jasa transportasi ke dalam inflasi inti, sehingga ini mendorong inflasi inti lebih tinggi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News