CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Inflasi bulanan Agustus tidak sampai 0,5%


Senin, 24 Agustus 2015 / 13:37 WIB
Inflasi bulanan Agustus tidak sampai 0,5%


Reporter: Adinda Ade Mustami, Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memprediksi laju inflasi bulanan untuk Agustus 2015 di bawah 0,5%. Kenaikan harga bahan makanan, terutama daging sapi dan daging ayam, tidak menyebabkan inflasi berlari kencang.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, hasil survei BI menunjukkan, hingga minggu kedua Agustus 2015, inflasi bulanan tercatat 0,19%. Sementara inflasi tahunan per Agustus sebesar 6,96%.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menjelaskan, puncak tertinggi inflasi (peak) terjadi di bulan Juli dan terus menurun. "Mungkin naik lagi di Desember. Tetapi year on year masih di kisaran 4%," kata Juda, akhir pekan lalu yakin. Sepanjang Juli 2015, inflasi bulanan sebesar 0,93%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, untuk Agustus 2015, penyumbang inflasi terbesar adalah sektor transportasi. Musim liburan sekolah yang berlanjut hingga Agustus, berdampak pada kenaikan tarif angkutan umum. Sektor pendidikan juga menyumbang inflasi. Musim ajaran baru di perguruan tinggi, turut berdampak melalui kenaikan biaya pendidikan.

Sementara di kelompok bahan makanan, penyumbang inflasi adalah kenaikan harga daging sapi dan daging ayam. Mengutip data Kementerian Perdagangan, hingga akhir pekan lalu harga daging sapi di beberapa kota di Indonesia, seperti Banda Aceh, Bengkulu, dan Bandung menembus Rp 130.000 per kilogram (kg). Sementara harga daging ayam di Jakarta mencapai Rp 37.500 per kg, sedang di Pekanbaru Rp 39.000 per kg dan di Papua Rp 40.000 per kg pada akhir pekan lalu.

Namun lonjakan harga tersebut diperkirakan tidak signifikan mengerek inflasi. Apalagi tren inflasi setelah Juli, cenderung lebih rendah karena berakhirnya musim lebaran dan adanya panen gadu. Hadi meramal inflasi bulanan untuk Agustus bisa di bawah 0,5%. "Itu kalau 10 hari ke depan tidak ada gejolak harga daging sapi dan ayam yang tajam," katanya.

Walau rupiah terus terperosok, Hadi optimistis, inflasi inti masih di bawah angka 5%. "Asal rupiah tidak menyentuh level Rp 14.000 per dollar AS," tambah dia.

Ekonom Indef Eko Listiyanto  juga optimistis laju inflasi bulanan untuk Agustus di bawah 0,5%. Penyumbang inflasi lebih karena musim kering yang berpotensi menyebabkan gagal panen. Sedangkan lonjakan harga daging sapi dan ayam tidak terlalu signifikan. Inflasi inti diperkirakan di bawah 5% mengingat pelemahan rupiah dibarengi dengan penurunan impor. "Volatile food lebih banyak berkontribusi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×