kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri manufaktur mengurangi impor


Sabtu, 16 September 2017 / 09:20 WIB
Industri manufaktur mengurangi impor


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kinerja ekspor yang moncer pada Agustus 2017, berbanding terbalik dengan impor. Padahal, impor berperan terhadap pertumbuhan ekonomi, karena sebagian besar komoditas impor merupakan barang modal dan bahan baku atau penolong bagi industri di Tanah Air. Tentu ada kekhawatiran, penurunan impor merupakan sinyal melambatnya industri manufaktur di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2017 mencapai US$ 13,49 miliar, atau turun 2,88% dibandingkan Juli 2017 yang sebesar US$ 13,89 miliar. Akan tetapi, bila dibandingkan Agustus tahun lalu, nilai impor ini meningkat sebesar 8,89%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penurunan impor secara bulanan berasal dari komoditas nonmigas yang turun 4,8% mencapai US$ 580,6 juta. Namun, impor migas meningkat 10,16% menjadi US$ 180,8 juta. "Karena bulan sebelumnya, impor naiknya tinggi sekali, jadi bulan ini mengalami penurunan," kata Suhariyanto saat jumpa pers, Jumat (15/9).

Berdasarkan penggunaan barang, impor barang konsumsi turun 9,39% menjadi US$ 1,2 miliar, impor barang baku/penolong turun 3,47% menjadi US$10,07 miliar, dan impor barang modal turun 5,95% menjadi US$ 2,22 miliar. Sementara secara kumulatif atau dari Januari hingga Agustus 2017, nilai impor Indonesia mencapai US$ 99,6 miliar atau naik 14,06% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, baik impor migas maupun impor nonmigas sama-sama tumbuh, yaitu 27,94% untuk impor migas dan 11,85% untuk impor nonmigas. "Impor masih didominasi oleh bahan baku dan penolong yang persentasenya 75,37%. Ini naik 15,43% dengan nilai $ 75,12 miliar. Ini diharapkan menggerakkan sektor industri pengolahan," tutur Suhariyanto.

Manufaktur tumbuh

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, penurunan impor Agustus tidak serta merta melemahkan industri pengolahan. Mengingat, sepanjang tahun ini impor bahan baku dan penolong terus meningkat.

Darmin juga meyakini impor akan kembali naik pada bulan depan. Hal ini lantaran capaian realisasi investasi terbilang baik pada tahun ini. "Bisa saja impornya naik. Karena investasi kita itu kan lumayan bagus sebenarnya tahun ini. Dia mestinya mendorong impor bahan baku barang modal," kata Darmin.

Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, penurunan impor pada Agustus, karena perusahaan sudah belanja barang-barang modal dan bahan baku yang banyak pada Juli. Oleh karena itu, turunnya impor ini bukan berarti industri manufaktur melemah, Saya pikir untuk kasus Agustus 2017 lebih karena pengaruh seasonal, yakni aktivitas produksi mulai normal pasca lebaran," kata Eric.

Menurut Eric impor barang modal mungkin akan naik lagi pada sisa tahun ini. Alasannya, perusahaan-perusahaan harus bersiap-siap produksi pada semester 1 2018.

Impor barang konsumsi terutama kategori non-durable goods, dan bahan baku juga akan meningkat mulai September ini. Kenaikan ini untuk memenuhi peningkatan permintaan pada akhir tahun saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×