kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indra J Piliang: Insiden es tebu hanya salah faham


Rabu, 06 November 2013 / 09:20 WIB
Indra J Piliang: Insiden es tebu hanya salah faham
ILUSTRASI. Digital Lounge CIMB Niaga


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAMBI. Insiden "Es Tebu Ical" di Kota Jambi, juga turut dikomentari oleh Ketua Balitbang DPP Partai Golkar, Indra J Piliang, Selasa (5/11/2013).

Melalui sepuluh "kultwit" di akun twitternya @IndraJPiliang, ia menilai insiden tersebut hanya kesalahpahaman belaka.

Pada "kicauannya" yang ketujuh, Indra menjelaskan kader Golkar bernama Pinto ingin membayar seluruh es tebu yang diminum ketua umum dan rombongannya itu sebesar Rp 50 ribu.

Sebab, Pinto pikir hanya 25 orang termasuk Ical yang meminum es tebu tersebut. Tapi ternyata, setelah  dihitung ada 55 orang, jadi harus dibayar Rp 110 ribu.

Keterangan Indra tersebut, sedikit berbeda dengan Acit, penjual es tebu yang dimaksud. Menurut pengakuan Acit, es tebu yang diminum Ical beserta rombongan adalah 90 gelas seharga Rp 360 ribu.

Sebelumnya diberitakan, kunjungan Ical ke Provinsi Jambi, Senin (4/11/2013), ternyata meninggalkan kesan yang tak enak.

Ical ke Jambi untuk menghadiri pelantikan Sy Fasha dan Abdullah Sani sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi periode 2013-2018. Sehabis acara, Ical dan rombongan mencari makan pada Senin sore.

Selesai santap sore di Rumah Makan Munir, bakal calon presiden RI usungan Partai Golkar itu juga mencoba minuman es tebu yang dijual oleh pedagang kaki lima (PKL) bernama Acit. Gerobak es tebu terdapat tepat di depan rumah makan.

Namun, ketika makan bersama selesai, tidak ada yang membayar es tebu. "Padahal, yang pesan es tebu sangat banyak. Ada seratusan gelas," ujar Acit. Pasalnya, puluhan tukang ojek dan penyapu jalanan juga ikut makan bareng rombongan tersebut.

Kini, Acit bisa bernafas lega. "Alhamdulillah, akhirnya dibayar. Saya baru dibayar pada Senin malam, saat saya tengah bermain kartu gaple, ada seseorang pria berbadan besar yang menghampiri dan membayar 90 es tebu yang diminum Pak Ical beserta rombongan," kata Acit, Selasa (5/11/2013).

Acit mengakui, sempat kaget saat dihampiri oleh pria berbadan tegap dan tak dikenalnya tersebut. "Setelah menghampiri, dia hanya menanyakan apakah saya yang berjualan es tebu di depan Rumah Makan Munir," tutur Acit, menirukan.

Tak berselang lama, Acit menjawab pertanyaan pria itu. "Saya jawab, benar, saya yang dagang. Setelah itu ia bertanya, berapa gelas yang  dihabiskan. Saya bilang 90 gelas," imbuhnya.

Pria itu lantas bertanya, berapa harga 90 gelas es tebu tersebut, yang spontan dijawab Acit Rp 360 ribu. "Pria itu langsung mengeluarkan uang Rp 400 ribu dan menyodorkannya kepada saya. Setelah itu, dia langsung pergi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×