Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia lakukan peninjauan ulang perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komperhensif Indonesia Uni Eropa (IEU CEPA). Hal itu dipicu kondisi hubungan kedua negara yang memanas.
Kondisi tersebut disebabkan rencan EU melakukan implementasi regulasi atau delegated act untuk kesepakatan Renewable Energy Directive (RED) II.
"Ketika kita pulang situasi di Brussels seperti itu kita lakukan review secara komperhensif," ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Kementerian Perdagangan (Kemdag) Iman Pambagyo, Rabu (20/3).
Sebelumnya Indonesia telah melakukan perundingan IEU CEPA putaran ketujuh. Usai perundingan tersebut kedua pihak melakukan penilaian dengan catatan dua kesepakatan dapat dipertimbangkan.
Perundingan tersebut menyisakan satu bahasan yang belum memiliki titik temu. Bab tersebut mengenai perdagangan dan pembangunan keberlanjutan (trade and sustainable development).
"Ada satu chapter yang luar biasa susahnya yaitu trade and sustainable development di dalamnya ada isu minyak nabati," terang Iman.
Indonesia memiliki fokus pada bab keberlanjutan tersebut bagi minyak nabati. Iman bilang pihak EU masih belum sepakat atas konsep utama yang ditawarkan Indonesia.
Mengenai minyak sawit sendiri, Iman bilang akan mengikuti kebijakan pemerintah. Minyak sawit sendiri memiliki pengaruh besar bagi Indonesia dengan nilai ekspor ke EU mencapai US$ 17,89 tahun 2018 dan mencakup hampir 20 juta masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News