kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Indonesia fokus pengesahan IA-CEPA dan jajaki PTA di 2019


Minggu, 06 Januari 2019 / 16:12 WIB
Indonesia fokus pengesahan IA-CEPA dan jajaki PTA di 2019
ILUSTRASI.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memfokuskan diri untuk menyelesaikan pengesahan Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komperhensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

Sebelumnya perundingan IA-CEPA telah diselesaikan pada tahun 2018. Namun, penandatanganan perjanjian tersebut masih menunggu kebijakan politik luar negeri kedua negara.

"Tahun 2019 kami targetkan tandatangan CEPA dengan Australia," ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo kepada kontan.co.id, Minggu (6/1).

Selain IA-CEPA, Indonesia juga telah menyelesaikan satu perundingan CEPA dengan negara yang tergabung dalam Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA).

Skema perjanjian CEPA cenderung memakan waktu dalam penerapannya. Pasalnya perjanjian tersebut perlu ratifikasi sebelum bisa diterapkan dan bermanfaat dalam mendongkrak ekspor.

Selain dua perjanjian CEPA, Indonesia juga menggenjot perjanjian dengan skema Preferential Trade Agreement (PTA). Tahun 2019 ditargetkan PTA dengan Mozambik dan Tunisia bisa ditandatangani.

"Kebanyakan kerjasama yang didorong seperti PTA karena fokus hanya pada produk tertentu," terang Iman.

Selain dua negara tersebut, Iman juga bilang akan memulai perundingan dengan dua negara. Antara lain adalah Bangladesh dan Srilanka yang akan menggunakan skema PTA.

Selain PTA, Kemdag juga terus mengerjakan pekerjaan yang belum rampung. Terdapat dua perjanjian besar yang masih terus digenjot penyelesaiannya.

Pertama adalah Kerjasama Ekonomi Komperhensif Regional (RCEP). Kerjasama ini melibatkan Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) dengan enam negara mitra yaitu China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Asal tahu saja, perundingan RCEP gagal mencapai target penyelesaian paket akhir tahun 2018 lalu. Satu bab yang masih menjadi kendala terkait masalah kompetisi.

Selain RCEP, Indonesia tengah melakukan pembahasan kerjasama ekonomi skala besar. Indonesia masih melakukan perundingan terkait Indonesia-European Union (IEU) CEPA.

"Saat ini sedang berlangsung perundingan seperti RCEP dan CEPA dengan EU," jelas Iman.

Iman masih enggan menerangkan kapan dua perjanjian tersebut akan selesai. Selain dua perjanjian itu, terdapat perjanjian perdagangan barang antara Indonesia dengan Turki yang juga masih digodok.

Sementara beberapa perjanjian siap untuk segera ditandatangani. Antara lain adalah perjanjian investasi ASEAN-Jepang, dan perjanjian perdagangan jasa ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×