Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mendorong penyelesaian kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa (EU). Kedua pihak telah sepakat untuk melakukan perjanjian kerja sama ekonomi komperhensif (CEPA). Hingga saat ini telah dilakukan 10 putaran perundingan
"Kedua pihak tetap berkomitmen untuk menyelesaikan IEU-CEPA secepatnya," ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (4/8).
Kondisi pandemi virus corona (Covid-19) menjadi salah satu penghambat dilakukannya perundingan. Meski pun, dapat dilakukan melalui video conference. Namun, perundingan putaran 11 yang direncanakan dilakukan pada Juli lalu pun harus mundur akibat pandemi Covid-19. Saat ini penjadwalan ulang perundingan putaran 11 tengah dilakukan dan diharapkan akan berlangsung September mendatang.
Baca Juga: Kemendag optimistis perundingan IEU-CEPA rampung di 2021
Terdapat 19 isu runding yang akan dibahas dalam perundingan putaran 11 tersebut. Hal itu termasuk isu mengenai perdagangan barang, jasa, investasi, pajak, hingga yang menjadi perhatian mengenai perdagangan dan pembangunan berkelanjutan. "Secara umum telah tercapai kemajuan di seluruh isu runding," terang Djatmiko.
Djatmiko menyebut belum ada bab yang selesai dalam perundingan tersebut. Termasuk terkait dengan isu kelapa sawit yang masih menjadi bahasan kedua pihak.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2020 nilai ekspor Indonesia ke EU sebesar US$ 14,36 miliar dan impor US$ 10,18 miliar. Sedangkan nilai investasi negara Eropa ke Indonesia pada tahun 2020 sebesar US$ 2,23 miliar.
Selanjutnya: Wamendag: IEU-CEPA segera diselesaikan untuk dukung investasi dan industri domestik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News