Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Uni Eropa telah menuntaskan putaran ke-10 perundingan Indonesia-European Union (IEU) CEPA. Kedua belah pihak optimistis perjanjian ini segera selesai.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga, mengatakan, bagi Indonesia perundingan ini penting karena membuka potensi pada tiga hal, yaitu peningkatan ekspor, dukungan bagi industri dalam negeri dan peningkatan investasi. Dia menilai ada peluang yang cukup besar dari IEU-CEPA untuk peningkatan ekspor.
"Berdasarkan studi CSIS, dengan IEU-CEPA, ekspor Indonesia bisa meningkat 5,4 %," katanya Wamendag.
Menurut Jerry, Indonesia harus mampu berkompetisi dengan Vietnam lewat perjanjian perdagangan. Selama ini, beberapa produk andalan Indonesia memang bersaing ketat dengan negara-negara ASEAN maupun negara lain di kawasan Amerika Selatan dan Afrika.
Baca Juga: PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) Siap Menadah Hasil Kerja Sama Operasi Proyek Rokan
Sebagai contoh adalah produk kelapa sawit dan turunannya, buah tropis, tekstil, kertas, pakaian, alas kaki dan lain-lain. Tanpa pengamanan perdagangan melalui perjanjian khusus, hambatan tarif dan non tarif produk Indonesia ke Uni Eropa akan diberlakukan dengan ketat.
Keuntungan kedua dari penyelesaian IEU-CEPA adalah meningkatnya industri dalam negeri. Menurut Jerry, kebangkitan industri sangat dipengaruhi oleh akses perdagangan yang luas.
“Pemasaran adalah syarat mutlak bagi industri manapun. Karena itu kita perlu terus menjaga akses pemasaran dan mata rantai supply ini agar industri kita bangkit.” katanya.
Yang dimaksud industri di sini, kata Jerry, bukan hanya industri besar tetapi juga UMKM. Dia optimistis melihat peluang upscale bagi UMKM Indonesia jika IEU-CEPA dan perjanjian perdagangan lain bisa dimanfaatkan dengan optimal.
Dampak positif ketiga yang didapat dari penyelesaian IEU-CEPA adalah meningkatnya investasi. Jerry berpendapat bahwa perdagangan yang makin intensif tentu akan meningkatkan industri dan pada gilirannya akan membuat Indonesia akan menarik bagi investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Kuartal I-2021, Ekonomi Indonesia Minus Antara -1% Hingga -0,1%