kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Indonesia dinilai belum bisa kejar kesenjangan infrastruktur di tahun ini


Senin, 06 Juli 2020 / 06:05 WIB
Indonesia dinilai belum bisa kejar kesenjangan infrastruktur di tahun ini


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurangnya investasi, menjadi salah satu kendala yang ditemukan dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.

Bahkan, Bank Dunia menemukan kalau ada kesenjangan infrastruktur sebesar US$ 1,6 triliun yang bisa menjadi batu sandungan bagi Indonesia untukĀ  bisa bersaing dengan negara-negara sebaya.

Tantangan besar kembali datang dari pandemi Covid-19 yang mulai membelenggu Indonesia dari awal 2020. Ini semakin memberatkan beban dalam pembangunan dan meningkatkan risiko terbukanya jurang kesenjangan infrastruktur yang lebih tinggi.

Baca Juga: Bank Dunia ungkap hambatan Indonesia sulit bersaing dengan negara lain

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy melihat, pemerintah memang perlu mengejar ketertinggalan infrastruktur. Sayangnya, ia belum melihat potensi tertutupnya jurang kesenjangan tersebut pada tahun ini.

"Apalagi kalau sekarang banyak realokasi anggaran, termasuk infrastruktur, untuk kebutuhan anggaran penanganan Covid-19. Cepat atau lambat gap tersebut terpenuhi, tergantung dari langkah strategis pemerintah," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (5/7).

Selain realokasi anggaran, hal lain yang menjadi tantangan dalam mengejar pembangunan infrastruktur adalah rendahnya penerimaan Indonesia, sebagai sumber pembiayaan infrastruktur.

Untuk itu, Yusuf mengimbau pemerintah bisa mempertimbangkan pola kerjasama public private partnership sebagai sumber pembiayaan infrastruktur. Hal ini dianggap mampu mengejar ketertinggalan infrastruktur Indonesia.

Baca Juga: Ekonom: Bank sentral di berbagai negara berkontribusi dalam pembiayaan defisit fiskal

Apalagi, menurutnya infrastruktur merupakan hal yang penting bukanĀ  hanya sebagai penopang kinerja ekonomi jangka panjang, tetapi juga diperlukan untuk memenuhi hajat hidup masyarakat.

"Infrastruktur kan diperlukan untuk menyelesaikan isu kesehatan. Selain itu, pembangunan infrastruktur penting juga untuk penyediaan air dan listrik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×