kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.443   -63,00   -0,38%
  • IDX 6.546   -52,36   -0,79%
  • KOMPAS100 934   -14,89   -1,57%
  • LQ45 732   -7,86   -1,06%
  • ISSI 204   -1,81   -0,88%
  • IDX30 381   -3,77   -0,98%
  • IDXHIDIV20 460   -1,25   -0,27%
  • IDX80 106   -1,58   -1,47%
  • IDXV30 110   -2,08   -1,85%
  • IDXQ30 125   -0,77   -0,61%

BI Menahan Suku Bunga Acuan pada RDG Desember, Fokus Stabilkan Rupiah


Kamis, 19 Desember 2024 / 06:40 WIB
BI Menahan Suku Bunga Acuan pada RDG Desember, Fokus Stabilkan Rupiah
ILUSTRASI. Alasan BI masih menahan suku bunga acuan lantaran masih fokus dalam menstabilisasi nilai tukar rupiah.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 17-18 Desember 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, alasan BI masih menahan suku bunga acuan lantaran masih fokus dalam menstabilisasi nilai tukar rupiah.

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah masih melemah di level Rp 16.000 per dollar AS.

Rupiah spot ditutup pada level Rp 16.098 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/12), menguat tipis 0,02% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.101 per dolar AS.

Baca Juga: BI: Inflasi dan Ketidakpastian Global Meningkat, Negara Berkembang Harus Waspada

“Kami akan fokus dulu stabilitas rupiah karena ketidakpastian global meningkat. Bukan berarti nggak ada upaya penurunan suku bunga. Sehingga fokus kami adalah sementara ini BI-Ratenya kami pertahankan dulu,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (18/12).

Perry menambahkan, mempertahankan suku bunga terlebih dahulu, merupakan siasat penting dalam proses menstabilkan nilai tukar rupiah.

Di samping itu, upaya lain yang dilakukan untuk menstabilisasi nilai tukar adalah dengan melakukan intervensi melalui Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan menggunakan dolar dengan intervensi dalam pasar spot.

Disamping itu, BI juga melakukan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dengan imbal hasil menarik.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,31% ke Rp 16.100 Per Dolar AS pada Rabu (18/12)

“Memang setelah Trump (terpilih jadi presiden AS) ini terjadi outflow. Kami lihat selama kuartal ini, data bulan Desember 2024 kuartal IV outflow US$ 2,4 miliar, terbesar saham US$ 1,9 miliar. Alhamdulillah SUN mulai inflow setelah November outflow. Kemudian, inflow US$ 0,8 miliar di SRBI. Makanya kami stabilitas rupiah dan SRBI bisa lebih menarik,” jelasnya.

Terakhir, BI juga melakukan pembelian Savings Bond Ritel (SBR) di pasar sekunder.

“Itulah kenapa kami belum berani turunkan suku bunga, karena fokus ke stabilisasi rupiah karena ketidakpastian global tinggi,” tambahnya.

Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi serta dinamika kondisi ekonomi yang berkembang, dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga kebijakan lanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×