kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia Diklaim Miliki Antibodi Covid-19 Hampir 100%, Apakah Pandemi Akan Berakhir?


Selasa, 19 April 2022 / 03:45 WIB
Indonesia Diklaim Miliki Antibodi Covid-19 Hampir 100%, Apakah Pandemi Akan Berakhir?


Sumber: Sekretariat Kabinet RI | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus Covid-19 di Indonesia semakin berkurang hingga Senin 18 Maret 2022. Penurunan kasus positif Covid-19 lantaran antibodi masyarakat Indonesia terhadap virus corona sudah mendekati 100%. Apakah Indonesia akan terbebas dari Covid-19?

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 559 kasus infeksi virus corona hingga Senin 18 April 2022. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia sejak pandemi hingga 18 April 2022 terkonfirmas sebanyak 6.040.432 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 bertambah 7.831 orang sehingga menjadi sebanyak 5.833.560 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia hingga 18 April 2022 bertambah 37 orang menjadi sebanyak 155.903 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 18 April 2022 mencapai 50.969 kasus, berkurang 7.309 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Penurunan kasus Covid-19 menjadi alasan pemerintah melonggarkan sejumlah pembatasan yang selama ini diterapkan untuk mencegah penularan virus corona. Bahkan, pemerintah juga membolehkan mudik Lebaran 2022 setelah dua tahun terakhir dilarang.

Pelonggaran ini lantaran masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) kembali melakukan penelitian antibodi tubuh terhadap virus (Sero survei) beberapa waktu lalu untuk mengambil kebijakan dalam menghadapi Lebaran tahun 2022 di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Studi Menunjukkan 99% Warga di Pulau Jawa Memilik Antibodi Covid-19

Hasil survei tersebut menunjukkan antibodi masyarakat Indonesia terhadap virus corona meningkat menjadi 99,2 persen. Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (18/04/2022), usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

“Bisa disampaikan bahwa kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2 persen. Artinya, 99,2 persen dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi, bisa itu berasal dari vaksinasi maupun juga berasal dari infeksi,” ujar Menkes.

Budi menyampaikan, sebelumnya di bulan Desember 2021 pemerintah telah melakukan Sero survei dan menunjukkan bahwa sekitar 88,6 persen dari masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi.

“Kalau di bulan Desember kita lakukan Sero survei ordenya masih di angka ratusan titer antibodinya sekitar 500-600, di bulan Maret ini ordenya sudah di angka ribuan, sekitar 7.000-8.000. Ini menunjukkan, bukan hanya banyak masyarakat yang sudah memiliki antibodi tapi kadar antibodinya tinggi,” sambungnya.

Berdasarkan hasil survei ini, Menkes menambahkan, pemerintah meyakini dengan titer antibodi yang tinggi tersebut akan mengurangi risiko akibat COVID-19.

“Kalau nanti diserang virus, kita daya tahan tubuh bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko untuk masuk rumah sakit, apalagi risiko untuk wafat. Itu yang menyebabkan kenapa kami percaya, pemerintah, bahwa insyaallah Ramadan kali ini, mudik kali ini bisa berjalan dengan lancar tanpa membawa dampak negatif kepada masyarakat kita,” tandasnya.

Lalu, apakah Indonesia akan segera bebas Covid-19?

Meski kasus Covid-19 turun, tapi belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir. Pasalnya, di luar negeri masih terjadi peningkatan kasus Covid-19.

Lonjakan kasus Covid-19 antara lain terjadi di Korea Selatan dan China. Kondisi ini seperti mengulang pada saat awal pandemi, dimana kasus Covid-19 di mulai di Wuhan, China.

Pemerintah mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri pada saat libur panjang hari raya Idulfitri. Kondisi pandemi di luar negeri berbeda dengan di tanah air dan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dikhawatirkan dapat tertular virus jika bepergian ke sana.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (18/04/2022), di Istana Merdeka, Jakarta.

“Dengan adanya libur panjang, ini masyarakat juga diimbau untuk tidak bepergian ke luar negeri karena kita ketahui di negara lain situasinya tidak sama dengan di Indonesia, sehingga ada potensi penularan dari luar negeri,” ujarnya.

Airlangga menambahkan, pandemi saat ini belum berakhir sehingga masyarakat harus tetap waspada. “Kita tetap harus waspada dan kita lihat di beberapa negara, termasuk di Shanghai, Cina itu terjadi kenaikan. Tentu kita tidak ingin bahwa kenaikan tersebut membawa virus yang nanti dibawa oleh PPLN kita ke dalam negeri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×