kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks BPNT naik, Mensos yakin angka kemiskinan semakin cepat diturunkan


Kamis, 23 Januari 2020 / 18:08 WIB
Indeks BPNT naik, Mensos yakin angka kemiskinan semakin cepat diturunkan
ILUSTRASI. Menteri Sosial Juliari Batubara (tengah) bersama Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA Dulung (ketiga kanan) membuka kegiatan sosialisasi program sembako di Jakarta, Rabu (22/1/2020).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berhasil menurunkan angka kemiskinan menurun 0,19% menjadi 9,22% pada tahun 2019. Menteri Sosial Juliari P Batubara menjelaskan penurunan angka kemiskinan tersebut disebabkan adanya kebijakan yang tepat presiden Jokowi seperti Program Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT.

"Ini sangat menggembirakan. Diawal Pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Amin Ma’ruf angka kemiskinan bisa turun sebesar 0,19 menjadi 9,22 % pada bulan september terhadap Maret 2019 dan menurun 0,44 % poin terhadap September 2018," kata Mensos dalam keterangannya, Kamis (23/1).

Baca Juga: Kenaikan BPNT tak berdampak signifikan mendongkrak konsumsi nasional

Mensos menambahkan garis kemiskinan terbesar dipengaruhi oleh garis kemiskinan makanan. Hal ini tercermin dari survei BPS pada Maret 2018 komoditas beras menduduki peringkat pertama sebagai komoditas paling berpengaruh terhadap kemiskinan yaitu 20,95 % di perkotaan dan 26,79 % di perdesaan, begitupun dengan telur di peringkat ke-3 dengan sumbangan 4,09 % di perkotaan dan 3,28 % di perdesaan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Sosial telah memutuskan menaikan indeks bantuan BPNT dari semula   Rp. 110 ribu/KPM/bulan menjadi Rp. 150 ribu/KPM/bulan.

Di samping itu, dalam kenaikan tersebut juga disertai dengan penambahan bantuan lainnya seperti :

• Sumber karbohidrat: beras atau bahan pangan lokal lain seperti jagung pipilan dan sagu;

• Sumber protein hewani: telur, ayam, daging sapi dan ikan segar;

• Sumber protein nabati: kacang-kacangan termasuk tempe dan tahu; dan

• Sumber vitamin dan mineral: sayur-mayur dan buah-buahan.

Baca Juga: Indef sebut pemerintah telah gagal tekan angka kemiskinan



TERBARU

[X]
×