kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Indef Usulkan Sejumlah Strategi Perkuat APBN 2025 di Tengah Ancaman Pelemahan Ekonomi


Rabu, 09 Juli 2025 / 20:53 WIB
Indef Usulkan Sejumlah Strategi Perkuat APBN 2025 di Tengah Ancaman Pelemahan Ekonomi
ILUSTRASI. Tarif Impor Suasana bongkar muat petikemas di Jakarta International Countainer Terminal (JICT), Jakarta, Rabu (9/7).


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tekanan terhadap ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan semakin berat di tengah melambatnya ekonomi domestik serta gejolak tekanan geopolitik. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menyampaikan delapan strategi yang dapat dilakukan pemerintah untuk membenahi aspek penerimaan dan belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025. 

Strategi ini, menurut Eko, menjadi penting karena tantangan ekonomi ke depan tidak mudah. Sehingga pemerintah perlu mengoptimalkan APBN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Bos Bank DBS Ungkap Strategi Investasi di Tengah Gejolak Geopolitik & Ekonomi Global

"Pemerintah harus lebih serius lagi menindaklanjuti dan juga mengoptimalkan strategi-strategi yang sudah ada. Karena memang kita tahu tantangannya 2025 ini tidak mudah," kata Eko, Selasa (7/9).

Menurut Eko, masih ada sisi-sisi yang bisa dibenahi agar perekonomian membaik. Ia menyebut ada delapan strategi, yakni dari sisi penerimaan dan di sisi belanja yang perlu segera diterapkan.

Eko menegaskan, APBN sangat berkaitan dengan kondisi perekonomian nasional. Menurutnya penyebabnya penurunan pendapatan lebih mendasar adalah masalah struktural dalam ekonomi nasional yang belum berhasil diatasi.

"Penerimaan negara itu loyo, turun drastis. Menurut saya penyebabnya lebih fundamental lagi, karena ada masalah di dalam perekonomian kita yang tidak bisa diatasi sampai hari ini," ujar Eko.

Akibatnya, kata dia, penerimaan negara terus menurun, sementara di sisi lain, belanja pemerintah meningkat, apalagi dengan formasi kabinet besar. Imbasnya adalah pelebaran defisit.

Baca Juga: Bos BCA Beberkan Tren Biaya di Tengah Tantangan Ketidakapastian Ekonomi Global

Eko mengingatkan bahwa APBN memiliki tiga fungsi yakni alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Dalam kondisi seperti saat ini, fungsi stabilisasi, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi, harus menjadi prioritas.

"Narasi pro-growth itu memang harus kencang. Mungkin ada fungsi distribusi, seperti bansos, yang bisa meningkatkan elektabilitas. Tapi yang diperlukan oleh perekonomian hari ini adalah menjaga optimisme melalui indikator ekonomi," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa indikator ekonomi yang terus melemah tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak ada reformasi kebijakan APBN. Dari sisi penerimaan, terdapat empat strategi yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi makro-ekonom.

Eko menegaskan bahwa penerimaan negara sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi.

Menurutnya, pajak akan meningkat jika pelaku usaha memperoleh keuntungan. Namun jika perusahaan terus melakukan PHK dan tidak mencatat keuntungan, maka pajak pun tidak bisa dibayarkan.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Beragam di Tengah Meningkatnya Ketidakpastian Ekonomi




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×