Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyoroti, terkait tingkat kemiskinan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF Salsabila Azkia Farhani menyampaikan, bila melihat angka kemiskinan dalam satu dekade, angka kemiskinan Indonesia mudah mengalami peningkatan saat terjadi pandemi Covid-19.
“Pada 2020 kemarin, ternyata persentase jumlah kemiskinan meningkat signifikan. Artinya Indonesia gampang terguncang ketika ada guncangan eksternal,” tutur Salsabila dalam diskusi INDEF, Rabu (28/5).
Maka dari itu, ia mengingatkan bahwa pemerintah perlu mempersiapkan strategi ketahanan sosial ekonomi yang kuat, sehingga bisa adaptif dan kuat dikala terjadi guncangan di global.
Baca Juga: BPS Sudah Merujuk Standar Kemiskinan Ekstrem Bank Dunia
Adapun Salsabila juga menyoroti, terkait dalam satu dekade rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin hanya mencapai 306.100 jiwa per tahun dan persentase penduduk miskin sebesar 2,38%.
Data tersebut lanjutnya, mencerminkan bahwa penurunan angka kemiskinan di Indonesia dalam satu dekade setiap tahunnya masih sangat minim. Sehingga diperlukan upaya pengentasan kemiskinan yang lebih efektif lagi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024 sebesar 8,57% atau sekitar 24,06 juta jiwa. . Ini merupakan penurunan dari 25,22 juta orang atau 9,03% pada Maret 2024.
Baca Juga: Ada DTSEN, Prabowo Targetkan Kemiskinan Ekstrem 0% pada Tahun 2026
Selanjutnya: Kejar Target Pertumbuhan Penjualan pada 2025, Begini Strategi Avia Avian (AVIA)
Menarik Dibaca: Social Garden dari Ismaya Group, Jadi Ruang Bagi Komunitas Fashion Jakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News