Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
“Kira-kira anggarannya minimal diatas Rp 400 triliun, karena sangat timpang sekali anggaran perlinsos tahun ini dengan tahun depan. Mengingat kebutuhan masyarakat dan efek dari pandemi dari kenaikkan harga-harga kebutuhan pokok sangat besar,” kata Abra.
Adapun, Abra mengatakan, pemerintah masih memiliki ruang untuk efisiensi belanja yang tidak mendesak seperti belanja barang dan jasa, yang pada masa pemulihan ekonomi di tahun depan masih ada ruang untuk melakukan efisiensi termasuk untuk infrastruktur.
Selain itu, Dia juga mengatakan, pemerintah bisa lebih memprioritaskan anggaran untuk perlinsos, karena anggaran infrastruktur bisa lebih diusahakan dengan mencari pembiayaan dari swasta.
Adanya, Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) yang dibentuk oleh Pemerintah untuk menarik investor di bidang infrastruktur, lanjut Abra, pemerintah bisa lebih mendorong ina untuk mencari investor-investor untuk pembangunan infastruktur yang dibutuhkan.
Baca Juga: Buka Cekbansos.kemensos.go.id, Ini 2 Cara Cek Penerima BLT Minyak Goreng 2022
“Beberapa hari lalu pemerintah luncurkan proyek infrastruktur yang dikelola INA. Jadi logikanya kalau misalnya INA sudah ‘pecah telur’ untuk bisa mendanai pembangunan infrastruktur jalan tol dengan invevstasi swasta, harusnya dengan berbekal itu anggaran infrastruktur bisa ditekan,” terang Abra.
Sehingga, dengan begitu pemerintah bisa mendorong pembangunan infrastruktur, dengan skema swasta ataupun dalam bentuk kerjasama dengan swasta, agar tidak terlalu bertumpu pada APBN.
Sebagai informasi, melihat tren dari 5 tahun terakhir, anggaran infrastruktur terus meningkat. Diantaranya, pada 2018 Rp 394 triliun, pada 2019 Rp 394,1 triliun, pada 2020 Rp 281,1 triliun, pada 2021 Rp 417,4 triliun, dan pada 2022 sebesar Rp 365,8 triliun, serta di 2023 akan dianggarkan Rp 376 triliun hingga Rp 402 triliun.
Sementara itu, untuk anggaran perlinsos trennya terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat, pada 2018 sebesar Rp 293,8 triliun, Rp 308,4 triliun pada 2019, Rp 498 triliun pada 2020, Rp 487,8 triliun pada 2021, dan Rp 431,5 triliun di 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News