kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

INDEF: Proyek infrastruktur gagal pacu ekonomi


Kamis, 09 Februari 2017 / 18:24 WIB
INDEF: Proyek infrastruktur gagal pacu ekonomi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Komitmen pemerintah membangun infrastruktur secara besar-besaran dinilai belum bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, pembangunan infrastruktur seringkali tidak sesuai dengan potensi masing-masing daerah.

Ekonom Institute for Development Economi and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus menyebut pemerintah tidak mendesain pembangunan infrastruktur dengan jelas. Pembangunan infrastruktur selama ini hanya akan memperlancar arus perdagangan antarnegara, bukan antarpulau.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur memang pada dasarnya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi, tetapi harus diikuti dengan kegiatan-kegiatan ekonomi

“Memang untuk mengurangi ketimpangan, tapi jangan lupa, itu harus diimbangi dengan pembangunan kegiatan ekonominya. Harus dibangun industrinya, jangan sampai infrastruktur itu dipakai untuk memperlancar masuknya barang impor atau industri luar,” ucap Ahmad di kantor INDEF, Jakarta, Kamis (9/2).

Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati mengatakan bahwa infrastruktur seharusnya sesuai dengan potensi masing-masing daerah sehingga bisa meningkatkan nilai tambah industri di daerah. “Misalnya Tol Trans Sumatera, apa urgensinya untuk peningkatan capacity ekonomi di Sumatera?” Ujarnya.

Menurut Enny, untuk meningkatkan nilai tambah di sana adalah hilirisasi agro industry. Dengan begitu yang diperlukan adalah sistem logistik melalui laut yang nantinya meningkatkan intensitas pelabuhan.

“Kalau infrastruktur itu tidak tepat dengan sumber daya masing-masing daerah, yang akhirnya terjadi adalah gagal memepercepat akselerasi,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berpendapat bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah memiliki hubungan dengan menurunnya gini ratio. Pasalnya, infrastruktur bukan sekadar pendorong ekonomi nasional, melainkan juga mempengaruhi perkembangan daerah.

“Kalau infrastruktur dibangun, pertama yang menikmati adalah masyarakat berpendapatan rendah. Karena yang bekerja mereka dulu. Saya belum berani petakan, namun setelah kami lihat data kenyataannya pembangunan infrastruktur itu, waktu dibangun ada hubungannya dengan gini ratio yang menurun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×