Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan surplus operasional Bank Indonesia (BI) di tahun ini mencapai Rp 21,2 triliun. Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan outlook APBN 2020 terbaru.
Jumlah ini meningkat 22,89% dari target surplus operasional Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) tahun 2019 sebesar Rp 17,25 triliun.
Adapun setoran dividen BUMN ditargetkan turun Rp 5,2 triliun dari target awal yang mencapai Rp 49 trliun. Meski begitu, outlook pendapatan dari kekayaan negara yang dipisahkan (KND) di tahun ini naik Rp 16 triliun menjadi Rp 65 triliun.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama menilai, selama kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan bagi BI tidak terkendala, maka target surplus bisa tercapai.
Baca Juga: Jamin likuiditas rupiah, BI membuka lelang term repo dan forex swap setiap hari
Riza menjelaskan, BI memiliki sejumlah produk yang bisa memberikan penghasilan.
Contohnya, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), tabungan, deposito, diskonto, pemberian kredit pada bank yang kesulitan mendapatkan kredit pinjaman dari bank lainnya, serta keuntungan sebagai fasiitator kliring antarbank, dan jual beli devisa.
"Jadi, selama kegiatan yang menghasilkan pendapatan bagi BI tidak terkendala, maka saya rasa target surplus bisa tercapai," ujar Riza kepada Kontan.co.id, Minggu (12/4).
Lebih lanjut, Riza memaparkan, surplus BI adalah penerimaan berupa bagi hasil, bunga, uang jasa dan hasil dari penyertaan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan perbankan yang dapat dilakukan BI.
Seperti penyedia jasa sistem, fasilitator kliring, penyedia fasilitas pembiayaan dan pendanaan jangka pendek, fasilitator dalam lalu lintas beli devisa, dan sebagai pemegang kas pemerintah.
Jadi, apabila stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah dapat berjalan sesuai rencana, serta kegiatan perbankan dan keuangan dapat berjalan dengan baik, maka semua opsi pos pendapatan dapat bekerja maksimal dan target surplus bisa tercapai.
Baca Juga: LPS bantah 8 bank berpotensi gagal akibat pandemi corona
Namun demikian, saat ini Riza belum bisa berkomentar lebih lanjut apakah surplus BI ini nantinya bisa melebihi target atau tidak. Pasalnya, tingkat ketidakpastian di Indonesia saat ini dirasa masih cukup tinggi.
"Selisih dari penjualan valuta asing (valas) karena depresiasi rupiah juga bukan semata-mata BI mendapatkan keuntungan dari situ, karena cadangan devisa berkurang ketika BI intervensi dengan jual valas," pungkas Riza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News