kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Indef: Kenaikan Tarif PPN 12% Bisa Gerus Daya Saing Indonesia


Rabu, 20 Maret 2024 / 15:27 WIB
Indef: Kenaikan Tarif PPN 12% Bisa Gerus Daya Saing Indonesia
ILUSTRASI. Pemerintah berniat mengerek PPN 11% menjadi PPN 12%


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% bisa menggerus daya saing Indonesia.

Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef Ahmad Heri Firdaus telah memiliki hitung-hitungan dampaknya ke indikator makro apabila kebijakan tersebut dijalankan.

Heri menyebut, kenaikan tarif PPN bisa menurunkan daya saing Indonesia, ini terlihat dari ekspor yang akan menurun secara agregat 1,41%.

"Ketika PPN dinaikkan dari 11% ke 12% maka dampaknya kita akan lihat terjadi penurunan daya saing," ujar Firdaus dalam Diskusi Publik, Rabu (20/3).

Kemudian, konsumsi rumah tangga juga akan turun 0,26% sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang akan terkoreksi 0,17%.

Baca Juga: Kenaikan Tarif PPN 12% Bisa Mengancam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

"Jadi kalau ekonomi kita secara business as usual tumbuh 5% gara-gara kenaikan PPN jadi 12%, maka pertumbuhan ekonomi berkurang 0,17%," katanya.

Tidak hanya itu, impor juga akan meningkat 0,85% karena masyarakat akan memilih kombinasi barang dan jasa yang lebih terjangkau bagi daya beli mereka.

Sementara, upah riil juga diperkirakan akan turun 0,96% serta inflasi yang meningkat sebesar 0,97%.

"Upah secara riil tentu saja akan turun karena terjadi kenaikan harga-harga barang," imbuh Firdaus.

Heri juga menghitung bahwa biaya investasi akan meningkat 1,2% akibat kebijakan tarif PPN 12% ini. Sejalan dengan hal tersebut, maka penyerapan tenaga kerja secara nasional juga akan turun 0,94% dan neraca perdagangan menjadi negatif.

"Dengan adanya kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% akan menyebabkan penurunan performa dari indikator makro ekonomi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×