Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil kajian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat, sebanyak 90% lebih warganet di sosial media X dan Youtube khawatir terkait isu PHK massal.
Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menilai, dengan fenomena tersebut menggambarkan keresahan masyarakat yang kesulitan mencari lapangan pekerjaan.
“Nah kalau lapangan kerja enggak bisa diisi, daya beli enggak ada,” tutur Eko dalam agenda Diskusi Publik Indef, Kamis (6/2).
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Jadi Tantangan Laju Pertumbuhan Ekonomi 2025
Dari pantauan Indef, sebanyak 94,20% masyarakat di sosial media X membicarakan hal negatif terhadap isu PHK massal, sedangkan di Youtube sebanyak 90,44%.
Melihat kondisi tersebut, Eko menilai akan sulit mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi. Pasalnya penciptaan lapangan kerja adalah salah satu kunci mendorong perekonomian.
“Pemerintah bisa menciptakan lapangan kerja baik yang distimulasi dari APBN atau iklim investasi yang bisa menciptakan orang-orang yang berusaha berekspansi. Dari sisi keuangan suku bunga yang rendah,” ungkapnya.
Adapun Eko mencatat, dari Januari hingga Oktober 2024 PHK massal mencapai 64.000 pekerja, angka ini meningkat bila dibandingkan periode sama tahun 2023 yang mencapai 45.000 pekerja, dan pada periode sama 2022 mencapai 11.000 pekerja.
Selanjutnya: Astra Credit Companies (ACC) Salurkan Pembiayaan Alat Berat Rp 3,6 Triliun
Menarik Dibaca: Daftar 6 Tayangan Dokumenter di HBO dengan Beragam Genre
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News