kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor turun lebih dalam, neraca dagang bulan Mei 2020 diprediksi surplus


Minggu, 14 Juni 2020 / 10:13 WIB
Impor turun lebih dalam, neraca dagang bulan Mei 2020 diprediksi surplus


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan April 2020 mengalami defisit sebesar US$ 0,35 miliar.  Sejumlah ekonom memprediksi neraca dagang Indonesia akan mencetak surplus pada Mei 2020.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menebak, neraca dagang pada bulan lalu akan mengalami surplus sebesar US$ 697 juta.

"Surplus ini diperkirakan didorong oleh penurunan impor yang melebihi penurunan ekspor, akibat masih rendahnya aktivitas manufaktur di Indonesia," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (12/6).

Baca Juga: Cadangan devisa bertambah, neraca dagang diprediksi berpeluang surplus di kuartal II

Menurut hitungannya, impor pada bulan Mei 2020 akan menyusut 20,69% yoy. Penurunan ini kemudian tertahan akibat mulai pulihnya harga minyak dunia yang pada bulan tersebut berhasil naik 88,38% mom seiring dengan kesepakatan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi minyak global.

Sementara ekspor pada bulan lalu diperkirakan akan turun 17,16% yoy seiring dengan masih rendahnya aktivitas manufaktur global. Hampir semua negara mitra dagang Indonesia masih berada di bawah indikasi ekspansi, kecuali China yang mulai naik indeks manufakturnya dari 49,4 menjadi 50,7.

Di sisi lain, kondisi pasar komoditas belum terlalu pulih secara signifikan. Malahan, harga komoditas batubara turun tipis 0,67% mom. Meski begitu, harga CPO tercatat naik 7,58% mom dan karet global juga tercatat naik 5,30% mom di bulan Mei 2020.

Senada, ekonom BCA David Sumual memprediksi neraca dagang Indonesia akan membukukan surplus US$ 743 juta. Ini juga terindikasi dari impor yang turun lebih tajam, yaitu 36% yoy, daripada penurunan ekspor yang sebesar 18,8% yoy.

David pun melihat, ekspor bisa akan terus menurun. Apalagi, setelah Bank Dunia memperkirakan harga komoditas non energi global di tahun ini berpotensi turun 5,9% sebagai imbas dari Covid-19.

"Otomatis akan turun ekspornya karena ekspor kita sangat mengandalkan komoditas," jelas David.

Ia juga memperkirakan, impor akan turun lebih dalam di tahun ini, seiring dengan investasi yang diperkirakan akan terkontraksi yang menyebabkan impor barang modal dan bahan baku turun.

Meski begitu, dengan kondisi-kondisi tersebut, David memprediksi neraca dagang masih akan surplus di akhir tahun 2020.

Baca Juga: Cadangan devisa meningkat, begini prediksi ekonom tentang kondisi NPI di kuartal II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×