kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Impor Pangan Perbesar Defisit Neraca Dagang dan Bebani APBN


Minggu, 15 Oktober 2023 / 14:44 WIB
Impor Pangan Perbesar Defisit Neraca Dagang dan Bebani APBN
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Impor Pangan Perbesar Defisit Neraca Dagang dan Bebani APBN.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Impor pangan yang tinggi akan menyebabkan defisit neraca perdagangan. Selain itu, impor pangan yang tinggi  juga akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, secara umum, impor pangan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi neraca perdagangan dan APBN Indonesia.

“Impor pangan yang besar dapat menyebabkan defisit neraca perdagangan, yang pada akhirnya akan mengurangi devisa negara,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (15/10).

Baca Juga: Kementerian Pertanian Terbitkan Rekomendasi Impor Bawang Putih Sebanyak 1,1 Juta Ton

Selain itu, dia mengungkapkan, impor pangan juga dapat meningkatkan beban APBN. Hal ini karena pemerintah harus mengeluarkan dana untuk subsidi impor pangan.  

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor pangan Indonesia pada tahun 2022 mencapai US$ 11,2 miliar. Nilai ini meningkat 29,1% jika dibandingkan tahun 2021.

Dia menambahkan, peningkatan nilai impor pangan tersebut didorong oleh peningkatan impor komoditas beras, gula, daging, kedelai, jagung, dan bawang.

Baca Juga: Harga Gabah Naik, Jokowi: Semua Petani Senang, Tapi Konsumennya Tidak

“Nilai tersebut Saya kira, sedikit banyak, yang kemudian menjadi gambaran seberapa besar pemerintah harus membayar subsidi untuk pangan yang masih harus diimpor dari luar negeri.” Imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×