kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor minus, defisit transaksi berjalan jadi 2,3%


Minggu, 26 Juli 2015 / 12:28 WIB
Impor minus, defisit transaksi berjalan jadi 2,3%


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memberikan proyeksi terbarunya mengenai current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan. Otoritas moneter ini memproyeksi defisit transaksi berjalan triwulan II 2015 akan berada pada level di bawah 2,3% dari PDB.

Prediksi itu lebih rendah dari sebelumnya, sebab bebelumnya BI memperkirakan defisit triwulan II pada level 2,5% dari PDB. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan defisit yang turun lebih dalam ini akibat impor yang ternyata turun lebih dalam dibanding ekspor.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Juni 2015 turun hingga 17,42% di mana pada Juni 2014 impor mencapai US$ 15,7 miliar dan Juni 2015 turun ke US$ 12,96 miliar. Dari Januari-Juni 2015 laju impor turun 17,81% ke US$ 73,94 miliar bila dibanding periode yang sama tahun lalu.

Bila melihat periode April-Juni 2015 sendiri, laju impor turun 20,96% bila dibanding April-Juni 2014 ke posisi US$ 36,93 miliar. Untuk ekspor, April-Juni 2014 tercatat US$ 44,54 miliar kemudian turun 12,26% ke level US$ 39,08 miliar pada April-Juni 2015.

Impor mengalami penurunan yang signifikan sehingga neraca dagang bisa mengalami surplus sekitar US$ 2,15 miliar pada triwulan II 2015. Agus menjelaskan, kondisi neraca dagang inilah yang menyebabkan neraca dagang triwulan II tahun ini bisa turun ke level di bawah 2,3% dari PDB.

"Secara nominalnya adalah US$ 5 miliar," ujarnya akhir pekan lalu. Pada triwulan II 2014 defisit transaksi berjalan mencapai US$ 8,82 miliar dan secara PDB adalah 3,92%. Bahkan pada 2013, defisit transaksi berjalan triwulan II tercatat US$ 10,13 miliar.

Dengan dropnya defisit transaksi berjalan triwulan II tahun ini, jelas ekonomi triwulan II tidak mengalami pertumbuhan. Mantan Menteri Keuangan ini mengaku ekonomi triwulan II 2015 akan sama dengan triwulan sebelumnya 4,7%.

Pengaruh transaksi berjalan yang membaik ini, BI melihat belum memiliki dampak bagi fundamental bagi rupiah. Rupiah masih mengalami tekanan yang besar dari eksternal. Ke depan, Agus melihat kebijakan pemerintah yang mendukung terciptanya industri substitusi impor dengan memperluas insentif tax holiday sangat baik untuk perbaikan neraca transaksi berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×