Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai neraca perdagangan Indonesia dalam kondisi yang baik. Sehingga ada kemungkinan defisit transaksi berjalan mengempis.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan neraca perdagangan Indonesia dari Januari-Juni 2015 mengalami surplus. Surplus terjadi karena penurunan impor yang lebih besar dari ekspor. Dampaknya bagi neraca transaksi berjalan adalah positif. "Jadi kalau membandingkan dengan 2 tahun lalu, defisit transaksi berjalan sekarang lebih baik," ujarnya, Rabu (22/7).
Menurut Agus, defisit transaksi berjalan tahun ini bisa berada di bawah 2,5% dari PDB atau lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar 2,86% dari PDB. "Ini menunjukkan kondisi yang terjaga dan baik," terangnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Juni kembali surplus US$ 477 juta. Ini berarti sudah enam bulan berturut-turut neraca dagang Indonesia surplus. Laju impor yang drop lebih besar dibanding ekspor membuat kondisi neraca dagang mengalami perbaikan yang signifikan.
Berdasarkan data BPS, ekspor Juni sebesar US$ 13,44 miliar atau turun 12,78% dibanding Juni tahun lalu yang ekspornya mencapai US$ 15,41 miliar. Untuk impor sendiri mengalami penurunan hingga 17,42% dimana pada Juni 2014 impor mencapai US$ 15,7 miliar dan Juni 2015 turun ke US$ 12,96 miliar.
Bahkan, dari Januari-Juni 2015 laju impor turun 17,81% ke US$ 73,94 miliar bila dibanding periode yang sama tahun lalu. Ekspor Januari-Juni 2015 sendiri turun 11,86% ke US$ 78,29 miliar. Alhasil selama enam bulan ini secara total neraca dagang surplus hingga US$ 4,35 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News