Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan perlambatan ekonomi tahun ini mendukung CAD untuk turun. Kalau ekonomi Indonesia dalam kapasitas yang penuh, CAD tahun ini bisa tinggi.
Menurut Josua, ekonomi yang menurun menyebabkan permintaan melambat sehingga impor turun. Josua perkirakan CAD hingga akhir tahun akan turun ke arah 2,5%-2,7% dari PDB, sementara ekonomi melambat ke arah 4,85%-5%. Pada semester kedua impor barang modal akan terliat namun relatif tidak besar dampaknya pada CAD hingga akhir tahun.
CAD yang positif tahun ini belum bisa berdampak positif bagi rupiah. "Karena perhatian investor asing masih di eksternal," jelasnya. Rupiah dalam tahun ini masih bergerak pada level sekitar Rp 13.300 per dollar Amerika Serikat (AS).
Adapun Bank Indonesia (BI) memperkirakan CAD tahun ini turun ke US$ 21 miliar dari posisi akhir tahun lalu US$ 25,4 miliar. Bila dilihat berdasarkan PDB, CAD tahun ini turun ke 2,5% dari PDB dari posisi akhir tahun 2014 2,9% dari PDB. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penurunan CAD ini diakibatkan penurunan ekspor yang diikuti dengan penurunan impor yang lebih tajam.
Aktivitas impor yang turun tajam ini diakibatkan kegiatan dalam negeri serta laju fiskal pemerintah yang masih lesu. "Karena memang kegiatan ekonomi dalam negeri menurun. Dorongan dari sisi fiskal belum kerja di triwulan satu dan dua," ujarnya, Kamis (2/7).
Menurut Perry, dorongan fiskal pemerintah baru bekerja pada semester kedua. Impor barang modal untuk menunjang dorongan fiskal akan meningkat pada paruh kedua, namun peningkatannya tidak akan terlalu besar. Melihat kondisi ini, BI perkirakan pertumbuhan ekonomi 2015 berada pada rentang 5%-5,4%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News