kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,08   3,74   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor dari China makin terpuruk akibat korona


Rabu, 04 Maret 2020 / 07:50 WIB
Impor dari China makin terpuruk akibat korona


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Wabah virus korona berdampak buruk terhadap perdagangan RI dengan China. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, aktivitas impor dari China makin lesu dalam dua bulan terakhir.

Hal ini terlihat dari catatan arus devisa impor pada pekan keempat Februari 2020 hanya US$ 3,03 miliar. Angka ini turun 25,19% dibandingkan dengan devisa impor pekan pertama Desember 2019 yang mencapai US$ 4,05 miliar (lihat grafik). Wabah corona mulai menyebar sejak 19 Desember 2019 lalu.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea dan Cukai Kemkeu Syarif Hidayat Selasa (3/2), tren impor di awal tahun memang biasanya turun. Namun, dampak penyebaran virus corona menambah impor makin terpuruk. Semula ia memprediksi impor rebound setelah libur imlek. "Tapi ini tidak terjadi, yang paling berpengaruh impor dari China, negara lain masih aman," katanya.

Baca Juga: Para ekonom sebut virus corona bikin defisit neraca perdagangan menipis

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan wabah corona akan membuat ekspor dan impor 
Indonesia ke China turun. Namun, penurunan impor lebih dalam dibanding ekspor. 

Karena itu Ia memperkirakan, defisit neraca perdagangan Indonesia Februari 2020 sekitar US$ 100 juta-US$ 200 juta. "Pertumbuhan impor dan ekspor di luar China tidak bisa menutup penurunan impor," kata Piter.

Baca Juga: Menteri Perdagangan jamin pasokan bahan pokok aman sampai bulan Mei nanti

Ekonom Institute for Development on Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira juga menyebut, penurunan impor menyebabkan produksi barang ekspor Indonesia beberapa bulan ke depan lesu, lantaran sulit memperoleh bahan baku dari China.

Namun, penurunan ekspor tidak sedalam impor. Indef memperkirakan pada Februari 2020 masih terjadi defisit neraca dagang kurang dari US$ 1 miliar.  "Dampak korona bisa berlangsung cukup lama, 9 -12 bulan," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×