Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
IMF mendukung langkah pemerintah yang memperbaiki struktur fiskal lewat pemangkasan anggaran secara proposional sesuai dengan penerimaan negara.
Kemudian, cara pemerintah memperluas sumber penerimaan negara untuk mengerek pertumbuhan ekonomi, kata IMF, telah sesuai koridor stabilitas karena efisien dan mampu menjaga defisit tidak melebihi 3 % dari PDB.
IMF juga memuji penerapan instrumen bunga acuan BI terbaru "7 Days Reverse Repo Rate" dan langkah penyesuaian suku bunga acuan yang dinilai tepat dengan kondisi gejolak eksternal sepanjang 2016.
Saat BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin secara akumulasi hingga Oktober 2016 disebut IMF sebagai langkah yang tepat karena inflasi terjaga dan tekanan eksternal mereda.
Sedangkan pada November 2016, ketidakpastian ekonomi eksternal meningkat dan memicu Bank Sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan.
"IMF menyambut baik kebijakan BI yang mempertahankan suku bunganya baru-baru ini pada November 2016 (sebesar 4,75 %) di tengah ketidakpastikan eksternal," kata Beuer.
Gubernur BI Agus Martowardojo menyambut baik kajian terbaru IMF ini. Agus menyebutkan IMF memberikan pemaparan yang cukup objektif mengenai perbaikan kondisi ekonomi Indonesia terkini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News