Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai langkah pelonggaran moneter Bank Indonesia (BI) sudah berada di jalur yang tepat dan membuka ruang bagi penurunan suku bunga lanjutan.
Kesimpulan ini disampaikan setelah misi Konsultasi Pasal IV 2025 yang berlangsung pada 3–12 November 2025.
Dalam pernyataannya, Kepala Misi Maria Gonzalez, mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga BI 150 basis poin serta serangkaian kebijakan penambah likuiditas telah membantu memperkuat penyaluran kredit di tengah tekanan global.
Baca Juga: Ketua KPK Buka Suara Soal KUHAP yang Baru Disahkan DPR RI
"Ke depannya, mungkin ada ruang untuk beberapa pemotongan suku bunga kebijakan lebih lanjut," kata Gonzalez dalam keterangannya, Rabu (19/11).
Menurutnya, kebutuhan untuk berhati-hati tetap tinggi. Penurunan bunga berikutnya perlu mempertimbangkan tiga faktor utama, yakni dampak tertunda kebijakan moneter yang sudah berjalan, impulse fiskal yang masih mendukung, dan kebutuhan menjaga ruang penyangga terhadap guncangan eksternal.
Ia juga menekankan pentingnya fleksibilitas nilai tukar untuk menyerap gejolak global. Intervensi valas, menurut IMF, masih dapat menjadi bagian dari respons kebijakan dalam kondisi tertentu, terutama mengingat pasar valas Indonesia yang dinilai relatif dangkal.
Lembaga itu menilai posisi eksternal Indonesia pada 2025 berada secara umum sejalan dengan fundamental jangka menengah, sehingga pelonggaran moneter dinilai tidak akan mengganggu stabilitas eksternal selama dilakukan secara terukur.
Baca Juga: Defisit Anggaran Berpotensi Melebar, IMF Minta Purbaya Hati-hati Kelola Fiskal
"Penilaian awal terhadap posisi eksternal Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan bahwa secara umum hal ini sejalan dengan tingkat tersirat oleh fundamental jangka menengah dan kebijakan yang diinginkan," terangnya.
Selanjutnya: Ketua KPK Buka Suara Soal KUHAP yang Baru Disahkan DPR RI
Menarik Dibaca: 8 Faktor Risiko yang Bisa Menyebabkan Asam Urat Kambuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













