CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.904   -44,00   -0,28%
  • IDX 7.220   5,53   0,08%
  • KOMPAS100 1.103   0,72   0,07%
  • LQ45 878   1,97   0,23%
  • ISSI 218   -0,27   -0,13%
  • IDX30 449   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 541   1,63   0,30%
  • IDX80 126   0,09   0,07%
  • IDXV30 136   0,48   0,35%
  • IDXQ30 150   0,36   0,24%

Imbas Covid-19, potensi kerugian negara mencapai Rp 316 triliun pada kuartal I-2020


Rabu, 03 Juni 2020 / 06:20 WIB
Imbas Covid-19, potensi kerugian negara mencapai Rp 316 triliun pada kuartal I-2020


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan, potensi kerugian negara yang disebabkan oleh pandemi virus Corona (Covid-19) sepanjang kuartal I-2020 mencapai Rp 316 triliun.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Hidayat Amir mengatakan, estimasi jumlah kerugian tersebut dihitung dengan patokan realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal I-2020 yang sebesar 2,97% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Hidayat menjelaskan, apabila menggunakan baseline pertumbuhan ekonomi pada level 5% pada situasi normal, maka dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I terdapat koreksi sebesar 2,03% dari baseline.

Baca Juga: Ada pandemi, pinjaman P2P lending capai Rp 106,06 triliun per April 2020

"Kalau dikuantitatifkan secara nominal, tinggal dikalikan saja PDB saat ini sekitar Rp 15.800 triliun dikalikan 2% itu yang menjadi loss aktivitas ekonominya," ujar Hidayat di dalam diskusi daring, Selasa (2/6).

Dengan perhitungan tersebut, maka potensi kerugian negara akibat pandemi Covid-19 sepanjang kuartal I-2020 kurang lebih mencapai Rp 316 triliun.

Lebih lanjut, Hidayat menjelaskan saat ini pihaknya tengah mencoba pendekatan baru untuk melacak aktivitas ekonomi yang mengalami penurunan atau peningkatan.

Pendekatan tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menetapkan skenario dan menentukan prioritas kegiatan yang berpotensi tumbuh di tengah pandemi.

Baca Juga: Tiadakan Sensus Penduduk Wawancara, BPS tetap buka pendaftaran petugas sensus

Selain itu, pemerintah juga berharap agar pendekatan ini dapat membantu meningkatkan perekonomian yang sedang tertekan. Adapun kajian dari pendekatan tersebut, dilakukan dengan menggunakan indikator nonkonvensional.

"Kami mencoba tracking dari aktivitas penerbangan, konsumsi listrik kemudian juga ada dari Google Mobility, itu untuk meng-capture penurunan aktivitas ekonominya seperti apa," kata Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×