Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hyundai Motor Company (HMC) berencana membenamkan investasi di Indonesia. Nilai investasinya mencapai US$ 1,54 miliar atau setara Rp 21,8 triliun. Nominal ini investasi Hyundai Motor ini 50% lebih besar dari prediksi awal yang sebesar US$ 1 miliar.
Menurut rilis dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Rabu (27/11), realisasi investasi Hyundai Motor di Indonesia ini akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama di tahun 2019 - 2021 dan tahap kedua di tahun 2022 - 2030.
Baca Juga: Menristek tegaskan komitmen pemerintah mengembangkan sepeda motor listrik
Pada fase pertama, Hyundai Motor akan fokus pada investasi pabrik pembuatan mobil Hyundai yang berlokasi di Jawa Barat dan akan mengekspor setidaknya 50% dari total produksi.
Sementara pada fase kedua, Hyundai Motor akan fokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, pusat penelitian dan pengembangan (R&D center), pusat pelatihan, dan produksi Hyundai Motor. Sebanyak 70% dari hasilnya akan diekspor.
Dikonfirmasi oleh Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Hyundai Motor akan mulai produksi pada 2021 dengan kapasitas 70.000 - 250.000 unit per tahun, termasuk mobil listrik untuk ke depannya. Tentu saja ini akan menyerap tenaga kerja, bahkan bisa mencapai 5.000 tenaga kerja.
Baca Juga: Pelaku usaha masih menunggu aturan teknis soal kendaraan listrik
Untuk semakin memaksimalkan investasi, Bahlil juga meminta kepada pijak HMC agar menggunakan bahan baku dari Indonesia dan bekerjasama dengan para pengusaha lokal. Ia pun mengambil contoh menggunakan bahan baterai dari Morowali bisa digunakan Hyundai Motor.
"Sehingga nanti bila mobil listrik sudah diproduksi, semuanya menggunakan bahan dari dalam negeri," kata Bahlil.
Baca Juga: Jokowi pastikan Hyundai bangun pabrik di Cikarang pada Januari tahun depan
Bahlil menyebut rencana pengembangan mobil listrik oleh Hyundai Motor ini juga disambut baik oleh perusahaan dalam negeri seperti PT Perusahaan LIstrik Negara (PLN) yang bahkan telah menyediakan sembilan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Selain itu, ada juga perusahaan Grab yang menyatakan siap bekerjasama dengan menggunakan mobil listrik di Indonesia sebagai mitranya.
Baca Juga: Investasi Hyundai Motor akan serap sebanyak 3.500 tenaga kerja
Untuk ke depannya, Pemerintah akan melakukan pendekatan terhadap pabrik kendaraan listrik dari negara Asia Timur sehingga untuk selanjutnya bisa memperbesar kemungkinan untuk membangun fasilitas produksinya dan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi global untuk baterai listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News