kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hore! ada sembilan wilayah masuk zona risiko rendah corona di Jawa Timur


Jumat, 26 Juni 2020 / 00:00 WIB
Hore! ada sembilan wilayah masuk zona risiko rendah corona di Jawa Timur


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan hingga update date 21 Juni 2020 ada sebanyak sembilan wilayah di Jawa Timur mulai masuk kategori wilayah atau zona penyebaran virus corona dengan kategori risiko rendah.

Sementara sebanyak 15 wilayah lainnya masuk kategori risiko sedang.

Sedangkan wilayah dengan risiko tinggi jumlahnya masih cukup besar yakni mencapai 13 wilayah meliputi sembilan kabupaten dan empat kota.

Adapun berdasarkan catatan infocovid19.jatimprov.go.id jumlah kasus, penyebaran virus corona di Jawa Timur masih terjadi di seluruh wilayah.

Kasus pertama terbanyak corona di Jawa Timur adalah Kota Surabaya yang mencatat sebanyak 5.157 kasus.

Dari jumlah itu sebanyak 1968 kasus pasien corona di Surabaya telah sembuh atau secara persentase mencapai 38%.

Adapun kasus kematian corona di Surabaya secara persentase mencapai 7% dari total kasus positif yakni mencapai 382 orang meninggal

Peringkat kedua jumlah corona di Jawa Timur adalah Kabupaten Sidoarjo dengan kasus sebanyak 1.334 pasien.

Adapun tingkat kematian corona di Sidoarjo mencapai 8% atau lebih tinggi dibandingkan dengan Surabaya. Secara jumlah kematian pasien corona di Sidoarjo mencapai 108 orang.

Sementara pasien sembuh di Sidoarjo mencapai 16% atau sebanyak 212 orang.

Ketiga adalah Kabupaten Gresik. Secara total kasus corona di Kabupaten Gresik mencapai 526 orang. 

SELANJUTNYA>>

Dari jumlah itu tingkat kesembuhan pasien corona di Kabupaten Gresik mencapai 77 orang atau setara 14% dari total kasus positif corona di Gresik.

Adapun persentase kematian pasien corona di Gresik mencapai 10% atau secara total akumulatif sebanyak 58 orang.

Keempat adalah Kabupaten Pasuruan. Di wilayah ini, jumlah pasien positif corona mencapai 297 orang. Dari jumlah itu sebesar 23% diantaranya sudah sembuh atau sebanyak 67 pasien, sedangkan 23 pasien lainnya atau setara 8% meninggal dunia.

Kelima adalah Kabupaten Lamongan. Jumlah total pasien positif corona di Kabupaten Lamongan per hari Kamis 25 Juni 2020 mencapai 228 orang.

Sementara sebanyak 83 orang pasien virus corona di Kabupaten Lamongan dinyatakan sembuh. Secara persentase jumlah pasien corona yang sembuh mencapai 36%

Sementara sebanyak 30 orang pasien corona di Lamongan meninggal dunia. Secara persentase kematian akibat virus corona di Lamongan mencapai 13% dari jumlah pasien.

Karena jumlah kasus corona di Jawa Timur yang terus meningkat inilah, Presiden Joko Widodo pada Kamis (15/6) mengajak rombongan untuk bersama-sama fokus menangani corona di Jawa Timur

Presiden dalam sehari sekaligus datang ke dua tempat di Jawa Timur, yakni di Surabaya dan Banyuwangi untuk memastikan penanganan pandemi corona Covid-19 berjalan dengan baik di wilayah ini. 

Maklum saat ini Jawa Timur menjadi episentrum baru corona di Indonesia.

Berdasarkan catatan Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Jumlah pasien corona d i Jawa Timur menduduki puncak tertinggi, setelah Surabaya. 

Pada Kamis (25/6) total pasien positif corona di Jawa Timur mencapai 10.545, sedikit di bawah Jakarta yang pada periode yang sama mencapai 10.600 kasus.

SELANJUTNYA>>>

Namun dari sisi tingkat kematian akibat corona di Jawa Timur lebih tinggi yakni mencapai 764 orang atau setara dengan  7,25% dari total kasus positif. 

Sementara kematian akibat corona di Jakarta pada periode yang sama tercatat 608 orang atau 5,73% dari total kasus positif.

Karena itulah dalam kunjunga kerja di Jawa Timur, Presiden Joko Widodo mengajak serta Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusbandio, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo. '

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyambut kunjungan presiden di dampingi oleh pejabat provinsi maupun kepala daerah di Jawa Timur.

Pada kunjungan kerja itu Presiden menyempatkan diri untuk mendengarkan paparan Wali Kota Madiun Maidi dalam upaya penanganan virus corona di wilayahnya yakni di Kota Madiun. Maidi menyampaikan cara penanganan yang bersifat lokal melibatkan masyarkat untuk berpartisipasi dalam mencegah penyebaran dan penularan penyakit menular pernafasan ini. 

Presiden memberikan ucapan selamat karena Madiun pada posisi risiko yang sangat rendah dibandingkan dengan wilayah lain. Presiden juga meminta agar daerah-daerah yang lain menerapkan strategi intervensi berbasis lokal.

"Ini betul-betul diperkuat, yaitu berkaitan dengan manajemen di kampung, desa, Rukun Warga (RW), maupun pondok pesantren. Saya kira kalau kita intervensinya berbasis lokal seperti yang tadi disampaikan oleh Pak Walikota akan lebih mudah untuk dikendalikan," ungkap Presiden seperti dikutip laman Setkab.go.id.

Presiden Joko Widodo juga berpesan kepada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota agar setiap membuat kebijakan atau policy selalu merujuk kepada data sains dan juga saran dari saintis.

"Jangan kita membuat kebijakan, membuat policy tanpa melihat data, tanpa mendengarkan saran dari para pakar, ini berbahaya. Minta masukan dari pakar epidemologi, minta saran dari pakar-pakar perguruan tinggi,” tutur Presiden saat memberikan arahan terkait Penanganan Covid-19, di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Kamis (25/6).

SELANJUTNYA>>>

Presiden Jokowi juga minta agar Pemerintah deerah mempersiapkan Plan A, Plan B, dan Plan C-nya, agar betul-betul terus siaga menghadapi situasi yang tidak terduga.

"Hati-hati, informasi yang saya terima tadi pagi dunia sudah mendekati ke 10 juta kasus positif. Hati-hati. Kita tidak ingin ikut terseret kepada angka-angka yang besar, Oleh sebab itu, perlu kita terus siaga menghadapi situasi yang tidak terduga,” imbuh Presiden.

Kepala Negara juga meminta untuk mengalkulasi, menghitung, dan menyiapkan antisipasi semuanya, baik rumah sakit darurat, kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), kebutuhan tempat tidur, tempat tidur untuk isolasi.

"Baik di rumah sakit darurat lapangan maupun rumah sakit rujukan betul-betul disiapkan. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini,” kata Presiden.

Presiden juga menyampaikan akan memantau terus, mengikuti, dan juga melihat data-data yang ada di Provinsi Jawa Timur.

"Kami harapkan dalam dua minggu ini betul-betul ada penurunan yang signifikan, baik R0-nya, baik Rt-nya, semuanya kita harapkan bisa turun sehingga kita bisa masuk ke sebuah tatanan normal baru dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa," tandas Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×