kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hiu Kencana, korps kapal selam TNI AL yang anggotanya gugur di KRI Nanggala-402


Senin, 26 April 2021 / 15:57 WIB
Hiu Kencana, korps kapal selam TNI AL yang anggotanya gugur di KRI Nanggala-402
ILUSTRASI. Sejumlah prajurit TNIAL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.


Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korps Hiu Kencana menjadi pihak yang paling berduka dalam tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. 

Musababnya, para awak kapal selam KRI Nanggala-402 merupakan bagian dari Korps Hiu Kencana yang merupakan satuan khusus kapal selam TNI AL. 

Korps Hiu Kencana atau Satkalsel Koarmada II berdiri pada 12 September 1959. Satuan kapal selam itu lahir berbarengan dengan tibanya dua kapal selam Whiskey buatan Rusia. 

Kedatangan kapal selam Whiskey menjadi cikal bakal terbentuknya Korps Hiu Kencana. 

Sejak 1959 hingga 1962, Indonesia total mendatangkan 12 kapal selam yang sekaligus menjadikan militer Indonesia disegani oleh negara lainnya.  

Baca Juga: KRI Nanggala-402, kapal selam yang disegani di Asia Tenggara, ini kemampuannya

Di masa pengadaan 12 kapal selam tersebut, Indonesia juga melatih para prajurit yang kelak mengoperasikan alat utama sistem pertahanan negara (alustsista) strategis tersebut. 

Para prajurit TNI yang diproyeksikan bakal mengoperasikan kapal selam dikirim untuk menimba ilmu di Gdansk, Polandia dan Vladivostok, Rusia, yang menjadi pangkalan kapal selam terbesar negeri beruang merah. 

Sebanyak 12 kapal selam yang didatangkan dari Rusia itu diberi nama tokoh dan senjata dalam kisah pewayangan. 

Yakni, RI Tjakra/S-01, RI Nanggala/S-02, RI Nagabanda, RI Trisula, RI Nagarangsang, RI Tjandrasa, RI Widjajadanu, RI Hendradjala, RI Bramasta, RI Pasopati, RI Tjundamani, dan RI Alugoro. 

Terlibat di sejumlah operasi strategis 

Beragam operasi strategis berhasil dilaksanakan oleh Korps Hiu Kencana yang mengoperasikan 12 kapal selam tersebut. 

Baca Juga: Bukan human error, ini dugaan penyebab kapal selam KRI Nanggala-402 menurut TNI AL

Mengutip dari situs resmi TNI AL, Korps Hiu Kencana terlibat di operasi Trikora dalam rangka merebut Irian Barat pada 1962, melalui operasi pengintaian dan penyusupan pasukan khusus ke daratan Irian Barat tanpa terdeteksi oleh Belanda.

Operasi yang melibatkan kapal selam tersebut membuat berhasil membuat Belanda mengurungkan niatnya untuk berperang secara terbuka dengan Indonesia, dan pada akhirnya mengakui Irian Barat sebagai bagian dari Tanah Air. 

Selain itu, melansir situs resmi TNI, Korps Hiu Kencana juga terlibat dalam Operasi Gugus Tugas X pada 1965-1966. Operasi tersebut merupakan operasi bersama kapal selam milik Angkatan Laut Pakistan. 

Operasi ini berhasil meletakkan dasar-dasar persaudaraan antara Pakistan dengan Indonesia. 

Presiden Pakistan Ayub Khan secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap anggota Gugus Tugas X tersebut. 
Pada Operasi Halilintar tahun 1979, kapal selam yang dinakhodai awak Korps Hiu Kencana juga berhasil memberantas penyelundupan di Selat Malaka. 

Baca Juga: Di kedalaman 830 meter, KRI Nanggala-402 terbelah jadi 3 bagian

Saat itu, marak terjadi penyelundupan bahan baku dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura. 

Selain itu, Korps Hiu Kencana juga terlibat dalam pengamanan arus pengungsi dari Vietnam ke Indonesia di Laut China Selatan. 

Persyaratan ketat menjadi anggota Korps Hiu Kencana 

Tidak sembarang orang bisa menjadi anggota Korps Hiu Kencana. Untuk menjadi "hiu", butuh mental yang kuat. 

Personel dituntut harus bisa menyelam selama berhari-hari. Dalam artian, berada dalam ruang tertutup berukuran kecil, sementara tugas harus berhasil beserta dengan risiko yang menyertainya. 

Karenanya, Korps Hiu Kencana memiliki moto "Wira Ananta Rudhiro" yang artinya tabah sampai akhir. 

Baca Juga: Semua awak KRI Nanggala-402 gugur, berikut daftar nama 53 personelnya

Diberitakan Harian Kompas, 29 Desember 2011, salah seorang Perwira Pelaksana KRI Cakra-401 Kapten Yulius Zaenal pernah berbagi kisahnya. 

Yulius menceritakan, banyak orang pasti mengira kapal selam terdapat jendela yang berbentuk bulatan sehingga bisa memandang ikan-ikan. Nyatanya, hal itu salah. 

Dalam kapal selam semuanya tertutup. Oleh karena itu, selain harus tahan pada kejenuhan dan ruang tertutup, kru kapal selam juga harus tenang menghadapi tekanan. 

Hubungan sosial juga tak kalah pentingnya karena dalam waktu lama berinteraksi dengan orang yang sama di ruang sempit. Sehingga, tak ayal rasanya jika korps Hiu Kencana disebut sebagai pasukan khusus. 

Baca Juga: Panglima TNI: 53 personel yang onboard KRI Nanggala-402 telah gugur

Setelah dua tahun berdinas di TNI AL, seorang prajurit baru bisa mengajukan diri untuk dites. Mereka yang lulus serangkaian tes kemampuan, psikologi, dan fisik kemudian menempuh pendidikan selama tiga bulan di sekolah kapal selam di Kodikal.

Kemudian, tiga bulan sesuai jurusan, seperti navigasi atau sonar. Lalu, tiga bulan ketiga mulai ikut berlayar. 

Setelah menjadi kru kapal selam, para prajurit secara rutin enam bulan sekali dipantau keadaan fisik dan psikisnya. 

Kini, dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402, Korps Hiu Kencana mengoperasikan empat kapal selam TNI AL yang tersisa: KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Korps Hiu Kencana, Satuan Khusus Kapal Selam TNI AL yang Anggotanya Gugur di KRI Nanggala"

Penulis: Rakhmat Nur Hakim
Editor: Rakhmat Nur Hakim

Selanjutnya: Berawal dari latihan tembak torpedo, ini kronologi tenggelamnya KRI Nanggala-402

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×