kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga akhir tahun prognosis belanja pemerintah pusat 93,4% dari pagu


Senin, 22 Juli 2019 / 19:36 WIB
Hingga akhir tahun prognosis belanja pemerintah pusat 93,4% dari pagu


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memproyeksi realisasi belanja pemerintah pusat tahun ini tak setinggi tahun lalu. Hal ini dalam rangka efisiensi belanja sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) demi mengoptimalkan belanja yang bersifat produktif.

Menurut prognosis, belanja pemerintah pusat untuk semester kedua diproyeksi mencapai Rp 896,6 triliun atau 54,9% dari pagu APBN 2019.

Secara rinci, belanja pemerintah pusat tersebut terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp 512,6 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp 384 triliun untuk semester kedua.

Dalam paparan hasil Panja Perumus Kesimpulan Pembahasan Laporan Semester I dan Prognosis Semester II APBN 2019, belanja K/L sampai dengan akhir tahun diperkirakan mencapai Rp 854,9 triliun atau 99,9% dari pagu.

Baca Juga: Penurunan suku bunga BI belum berpengaruh pada bunga utang negara

Hal tersebut didorong oleh rencana penyelesaian berbagai program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun ini.

Selain itu, prognosis tersebut juga ditetapkan dengan mempertimbangkan pola penyerapan beberapa tahun terakhir, memperhitungkan perubahan pagu yang menjadi kewenangan pemerintah, seperti penarikan PHLN, perubahan pagu penggunaan PNBP atau BLU, serta pergeseran belanja strategis seperti bencana.

Sementara, prognosis belanja non-K/L sampai akhir tahun mencapai Rp 672,2 triliun atau 86,3% dari pagu APBN. Belanja non-K/L terdiri dari realisasi belanja subsidi yang diproyeksi sebesar Rp 212,4 triliun, lebih rendah dari pagu Rp 224,32 triliun.

“Perkiraan dipengaruhi antara lain oleh perkembangan asumsi dasar makro sampai akhir tahun, realisasi volume BBM bersubsidi dan LPG Tabung 3 kg, pengendalian realisasi pupuk bersubsidi, dan kebijakan kurang bayar subsidi,” terang anggota Banggar Iskandar Syaichu dalam pembacaan hasil kesimpulan Panja.

Baca Juga: Harga minyak dan kurs rupiah lebih rendah, ini proyeksi asumsi makro semester II

Adapun, prognosis pembayaran bunga utang sampai akhir tahun diproyeksi Rp 276,1 triliun atau sesuai dengan pagu yang ditetapkan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×