kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Hingga Agustus, PINA sudah kumpulkan pembiayaan Rp 15,2 triliun


Rabu, 29 Agustus 2018 / 20:15 WIB
Hingga Agustus, PINA sudah kumpulkan pembiayaan Rp 15,2 triliun
ILUSTRASI. Kerjasama Skema Investasi PINA oleh Bappenas dan PTPN III


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah (PINA) telah mengumpulkan pembiayaan mencapai Rp 15,2 triliun hingga Agustus 2018. 

Berdasarkan dokumen yang diterima Kontan.co.id, pembiayaan itu terkumpul dari tujuh perusahaan. Perinciannya, PT BIJB (Bandara Kertajati) sebesar Rp 932 miliar, PT Nusantara Infrastructure Rp 1,82 triliun, PT Len Industri (Persero) Rp 174 miliar dan PT PLN (Persero) Rp 700 miliar. 

Kemudian ada juga PT PP Energi Rp 2 triliun lewat perpetual notes, PT Sarana Multi Infrastruktur Rp 400 miliar, dan PT Waskita Toll Road Rp 10 triliun lewat equity/debt financing. 

Chief Executive Officer (CEO) PINA Ekoputro Adijayanto mengatakan saat ini pihaknya juga sedang menjajaki tiga hal yakni listrik biomassa bambu di Mentawai, pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Bantar Gebang dan biomassa di Simpang, Kalimantan Barat.

Nilai investasi ketiga proyek itu mencapai Rp 2,6 triliun. Eko bilang, salah satu dari proyek itu juga ia tawarkan ke Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

"Kami sedang bicara ke AIIB untuk salah satu dari tiga itu, kami juga bicara dengan investor lainnya juga karena ada private swasta dari Indonesia yang tertarik juga," jelasnya saat ditemui di Kantor Bappenas, Rabu (29/8).

Menurut Eko, AIIB juga sudah menyetujui pinjaman sebesar US$ 260 juta untuk pengembangan 1.200 ha di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Berdasarkan laporan dari Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) setidaknya saat ini kebutuhan investasi yang totalnya mencapai Rp 4,5 triliun sudah bisa tercapai.

Pasalnya, selain AIIB ada pihak lain yang sudah minat dengan Mandalika seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rp 1,2 triliun, dan pihak dari Qatar juga berinvestasi sampai US$ 500 juta.

"Jadi sebenarnya secara universal sudah ada semua di situ. PINA diminta jika salah satu atau dua ini tidak kejadian untuk mencari sumber-sumber dana lain. Karena Mandalika juga untuk wisata muslim jadi ada kerjasama dengan BPKH yang mungkin bisa mengeksplorasi isntrumen keuangan apa yang bisa digunakan Mandalika," katanya.

Sekadar tahu saja, pinjaman dari AIIB sebetulnya sudah bisa terealisasi bulan depan dan akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, distribusi listrik, sanitasi dan irigasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×