Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah jika proyek hilirisasi nikel disebut ugal-ugalan dan tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Hal ini ia sampaikan dalam merespons pernyataan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam debat cawapres di Senayan pada Minggu (21/1) lalu.
"Saya pengen sebenarnya mengundang Cak Imin berkunjung ke Weda Bay. ke Morowali untuk lihat sendiri, seeing is beliving daripada anda bohong ke publik," kata Luhut dalam keteranganya di instagram resminya, Rabu (24/1).
Baca Juga: Harga Nikel Terus Melandai, Bagaimana Prospek Bisnisnya?
Sebaliknya, Luhut mengklaim bahwa proyek hilirisasi nikel ini berhasil mensejahterakan masyarakat salah satunya terlihat dari penurunan angka kemiskinan di sekitar wilayah hilirisasi.
Misalnya saja di Morowali. Pada tahun 2015 sebelum ada hilirisasi tingkat kemiskinan di sana mencapai 15,8% dan tahun 2023 lalu turun menjadi 12,3%. "Nah itu karena ada pertumbuhan ekonomi di sana." papar Luhut.
Dalam rangka menurunkan kemiskinan, pemerintah juga membuka Politeknik baru di sana untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) baru yang unggul.
Luhut mengatakan mahasiswa di sana dapat juga terlibat dalam berbagai proyek pembangunan smelter di area tambang nikel.
Bahkan, menurutnya ada beberapa mahasiswa yang berhasil di kirim ke Tiongkok untuk belajar teknologi yang lebih advance.
Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Bullish, Begini Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM)
"Proses suatu industri tidak lepas dari kualitas pendidikan. Kita mana pernah punya politeknik bermutu di pulau jawa sebelumnya. ayolah tunjukin jangan bohong pergi kesana," ungkap Luhut.
Sebelumnya, Cak Imin dalam debat cawapres mengatakan bahwa hilirisasi nikel banyak yang ugal-ugalan dan merusak lingkungan.
Bahkan, Ketua Umum PKB itu mengatakan bahwa pengembangan hilirisasi juga tidak berdampak signifikan pada kesejahteraan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Pamor Nikel Indonesia Dinilai Masih Terang untuk Jangka Panjang, Ini Alasannya
"Sulawesi tengah pertumbuhan ekonominya sekarang bisa 13% tinggi sekali, tetapi rakyatnya tetap miskin. Hilirisasi apa yang bisa kita lakukan? Sementara tambang illegal terus berlangsung," jelas Cak Imin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News