Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Senada dengan David, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengisyaratakan hilirisasi yang saat ini juga belum optimal.
Pasalnya pengolahan belum sampai ke produk akhir. Sehingga, dampaknya ke pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan hanya terkonsentrasi di investasi dari ekspor saja.
"Belum ada dampak penggunaan tenaga kerja yang terlalu besar, sehingga dampaknya ke konsumsi masyarakat belum cukup signifikan," kata Josua.
Hanya, Josua maklum proses tersebut butuh waktu. Ia pun mendorong pemerintah tetap berupaya mengembangkan hilirisasi agar lebih mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Sanggah Pernyataan Faisal Basri, Kemenko Marves Beberkan 6 Fakta Terkiat Hirilisasi
Bahkan, ia mendorong perluasan hilirisasi ke produk unggulan Indonesia lainnya, sepetri bauksit, tembaga, juga timah.
Sejauh ini, Josua mengapresiasi langkah hilirisasi pemerintah. Karena dalam jangka pendek, bisa mengungkit ekspor di tengah normalisasi harga komoditas.
Bahkan tak menutup kemungkinan dalam jangka panjang, komoditas yang dihilirisasi bisa menggeser porsi ekspor batubara dan CPO yang merupakan komoditas ekspor andalan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News