kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hati-hati, mutiara palsu dari China banyak beredar di Indonesia


Jumat, 15 November 2019 / 09:18 WIB
Hati-hati, mutiara palsu dari China banyak beredar di Indonesia
ILUSTRASI. Mutiara untuk perhiasan di sentra kerajinan perhiasan mutiara Lombok


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) menyebutkan bahwa saat ini produk mutiara asal China mulai muncul di Indonesia. Hal ini menjadi ancaman yang cukup besar bagi industri penghasil mutiara di Indonesia. 

Data International Trade Center menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ke lima sebagai negara pengekspor mutiara dengan total transaksi 47,2 juta dolar AS. Posisi ini berhasil dikalahkan oleh Hongkong China yang menempati urutan pertama sebanyak 483,2 dolar AS. 

Baca Juga: KKP dukung upaya Bogor menjadi pusat ikan hias terbesar di Indonesia

Ketua Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia Antoni Tanios menyebutkan, di Lombok bermunculan mutiara-mutiara dengan harga yang murah. Mutiara itu disinyalir berasal dari China. 

Hal ini jelas merugikan Indonesia karena market penjualan mutiara lokal bisa lesu. Baca juga: Indonesian Pearl Festival 2019, Promosi Mutiara Lokal Kelas Dunia.

“Di Lombok mutiara banyak tapi harganya tidak masuk akal. Kami bikin Indonesian Pearl Festival supaya buat edukasi ke masyarakat. Ini ada mutiara Laut Selatan dan Air Tawar. Air Tawar yang sangat murah,” ungkap Antoni di Gedung Mina Bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir Jakarta Pusat Kamis (14/11). 

Kemunculan mutiara dari China inipun sekaligus menimbulkan kekhawatiran akan image mutiara di pasar dunia. Selain kualitasnya berbeda, Turis asing yang membeli mutiara lokal akan tidak percaya lagi dengan kualitas mutiara Indonesia. 

Baca Juga: Tingginya kadar ozon jadi ancaman buruk tanaman jagung

“Celakanya kalau turis beli, image-nya (mutiara) Indonesia enggak bagus. Masuknya dengan bentuk manik-manik. Karena harga murah, bisa beli berapa puluh kilo bahkan ton dan ini sangat merusak image kami,” jelas Antoni. 

Antoni juga menjelaskan bahwa kualitas mutiara impor lebih jelek daripada mutiara asli. Ini mengingat bahwa proses pengiriman akan menggerus nilai jual mutiara dan menjadikannya mutiara low grade. 

Maksudnya, mutiara-mutiara tersebut tidak tampak alami, namun dipolis dan dilapisi sedemikian rupa. Namun tetap saja yang palsu akan cepat pudar daripada mutiara asli. 

“Kami dapat kabar ada barang yang diselundupkan dengan memanipulasi data. Sampai saat ini kami belum tau siapa. Mutiara kalau dikirim pakai laut berisiko dan sangat reject,” ungkap Antoni. 

Ratna Zhuhri selaku ketua Divisi Marketing Asbumi menyebutkan bahwa di Indonesia mutiara dengan kualitas asli tergerus oleh pasar mutiara impor. Namun, untuk memitigasi persaingan tidak sehat ini, ia menghimbau agar pemerintah memberi regulasi terkait dengan kriteria mutiara impor yang masuk ke Indonesia. 

Baca Juga: Ekspor perhiasan naik US$1,3 miliar, Kemenperin ajak UKM pameran

“Bukannya kita menghalangi mereka (mutiara) masuk ke Indonesia, tapi mereka harus masuk dengan kriteria. Dan kriteria itu belum terjadi saat ini. Seharusnya kita menjadi tuan rumah dari mutiara Laut Selatan yang kita hasilkan dan juga disebut Queen of Pearls,” ungkap Ratna. 

Ia juga optimis ke depannya dengan dukungan dari pemerintah bukan tidak mungkin Indonesia bisa bersaing dan menggeser posisi ekspor China di pasar global untuk rector mutiara. 

Agus Suherman selaku Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing KKP menyebutkan bahwa komoditas mutiara memiliki prospek untuk dikembangkan, karena menghasilkan potensi yang luar biasa sebagai income masyarakat dan negara. 

“Jadi kita sebagai penghasil komoditas kelautan yang bernilai tinggi dan memiliki prospek untuk dikembangkan. Maka harus di-branding dan diangkat sebagai sumber pemasukan masyarakat dan devisa negara,” ungkap Agus. (Kiki Safitri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asosiasi: Mutiara Palsu dari China Beredar di Indonesia"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×