kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Antisipasi lonjakan kasus COVID-19, harus makin gencar lakukan 3T


Senin, 31 Mei 2021 / 12:30 WIB
Antisipasi lonjakan kasus COVID-19, harus makin gencar lakukan 3T
ILUSTRASI. Petugas medis melakukan tes antigen bagi pemudik di Pos Pengamanan Arus Balik Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, Minggu (16/5/2021). Antisipasi lonjakan kasus, harus makin gencar lakukan 3T. ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengantisipasi lonjakan kasus serta penyebaran varian baru COVID-19, Kementerian Kesehatan mendorong pemerintah daerah untuk menggencarkan 3T: testing, tracing, dan treatment.

"Tujuannya, supaya bisa segera dilakukan tindakan penanganan," kata Kementerian Kesehatan dalam halaman Facebook resminya, Kamis (27/5) pekan lalu.

Untuk mendeteksi virus corona baru, harus melakukan tes melalui rapid antigen dan swab PCR. Lantas, seberapa penting kedua metode tes untuk pemeriksaan COVID-19 itu?

"Tes ini banyak manfaatnya, karena kita bisa mengetahui sesegera mungkin, apakah yang bersangkutan positif atau negatif. Kegiatan ini nantinya juga akan disinergikan dengan contact tracing," ujar Kementerian Kesehatan.

Lalu, jika hasil tes positif, apa yang harus dilakukan?

Baca Juga: Isolasi mandiri jadi kunci memutus penyebaran Covid-19

Menurut Kementerian Kesehatan, jika ditemukan kasus reaktif pada rapid antigen, maka akan langsung dilakukan tes swab PCR.

Kemudian, dilanjutkan contact tracing, baik di rumah maupun tempat kerja, guna menemukan kasus positif lainnya untuk diisolasi. Sehingga, tidak menjadi sumber penularan COVID-19 di masyarakat.

"Khusus rapid test antigen, kabar baiknya Indonesia sudah melebihi standar WHO, yakni 132,08% meningkat dari 75,37% di minggu sebelumnya," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers, Jumat (28/5).

Tapi, bila ditemukan kasus dengan hasil pemeriksaan negatif, jangan senang dulu, ya. Dengan akurasi sekitar 80-95%, bisa saja Anda terinfeksi namun tidak terdeteksi oleh alat tersebut. 

Artinya, 100 orang negataif di dalam keretaapi, bus, kapal laut, dan pesawat, kemungkinan 5-20 orang positif, bisa menularkan  ke orang-orang sekitarnya.

"Jadi, sebaiknya jangan lengah, tetap disiplin protokol kesehatan 3M: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun," tegas Kementerian Kesehatan.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Per Senin (30/5): Kasus Corona RI tembus 1.816.041, terus lakukan 5M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×