kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Harga Pangan Masih Naik, Ini Harapan Pedagang Pasar


Kamis, 24 Juli 2025 / 18:53 WIB
Harga Pangan Masih Naik, Ini Harapan Pedagang Pasar
ILUSTRASI. Harga sejumlah bahan pangan pokok masih mengalami kenaikan meski tidak ada momentum hari besar keagamaan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/06/2025


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga sejumlah bahan pangan pokok masih mengalami kenaikan meski tidak ada momentum hari besar keagamaan. Kondisi ini dikeluhkan para pedagang pasar karena membebani konsumen dan menekan daya beli rumah tangga.

Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Reynaldi Sarijowan, menyatakan bahwa harga beberapa komoditas penting seperti beras, cabai, dan bawang masih bertahan di level tinggi sejak memasuki semester ketiga 2025.

“Beberapa komunitas pangan yang sampai hari ini masih mengalami lonjakan harga tentu ada di beras, terutama jenis medium. Harga beras medium masih di kisaran Rp 13.300 – Rp 13.400 per kilogram,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (24/7).

Baca Juga: Harga Pangan Naik Kamis (24/7): Beras Premium hingga Bawang Merah Makin Mahal

Selain beras, Reynaldi menyebut harga cabai juga masih tinggi. Cabai merah besar (TW) tercatat di angka Rp 51.000/kg, cabai merah keriting Rp 47.000/kg, dan cabai rawit merah menyentuh Rp 63.000 – Rp 63.500/kg. Rawit hijau pun masih di kisaran Rp 51.000 – Rp 51.500/kg.

“Bawang merah di kisaran Rp 58.000, kemudian yang bawang putih di Rp 43.000. Padahal bawang putih ini adalah rata-rata impor, hampir 100% importasi dari China,” ujarnya.

Kenaikan harga ini, kata Reynaldi, bersifat variatif, berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram sejak memasuki semester ketiga 2025.

Reynaldi menilai tingginya harga tersebut tidak sebanding dengan kondisi permintaan pasar yang cenderung landai karena tidak ada faktor musiman seperti hari besar keagamaan.

“Tanda-tanda permintaan tinggi belum ada. Tapi harga masih relatif tinggi. Ini tentu jadi beban bagi konsumen,” jelasnya.

Meski begitu, ada penurunan pada komoditas protein hewani. Harga ayam turun dari Rp 39.000 menjadi Rp 38.000/kg, dan harga telur ayam dari Rp 32.000 menjadi Rp 29.500/kg. Namun, harga minyak goreng kemasan rakyat seperti Minyakita masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Baca Juga: Jejak Oplosan Beras Menjerat Korporasi Besar

IKAPPI berharap pemerintahan baru Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka dapat mewujudkan stabilitas harga dan pasokan pangan nasional. Menurut Reynaldi, kepastian pasokan menjadi kunci bagi pedagang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan harga terjangkau.

“Yang menjadi fokus kami adalah agar pedagang pasar mendapatkan kepastian barang, kepastian komoditas untuk dijual kembali. Sehingga kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi dengan harga yang wajar,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa stabilisasi harga tidak bisa dilakukan sepihak oleh pemerintah, melainkan membutuhkan kerja sama semua pihak stakeholder.

Selanjutnya: Dongkrak Ekonomi Kuartal III dan IV, Pemerintah Genjot Konstruksi dan Pariwisata

Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×